Pemerintah Dorong Hilirisasi Sektor Perkebunan dan Pertanian
Pemerintah terus menggenjot hilirisasi berbagai komoditas di tanah air agar lebih memiliki nilai tambah, termasuk di sektor pertanian dan perkebunan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot hilirisasi berbagai komoditas di tanah air agar lebih memiliki nilai tambah, termasuk di sektor pertanian dan perkebunan.
Hal tersebut disampaikan Menko Perekonomian Airlangga saat seminar nasional bertajuk Peran Standarisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan dalam Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional, yang diadakan PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dan Kadin Indonesia, beberapa waktu lalu.
“Salah satu kebijakan yang saat ini sedang difokuskan pemerintah adalah hilirisasi komoditas, tidak terkecuali sektor pertanian dan perkebunan," kata Airlangga yang ditulis Senin (3/10/2022).
Baca juga: Gugatan UE di WTO Tak Pengaruhi Program Hilirisasi Nikel Nasional
"Terlebih, saat ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis dan tantangan global. Maka dari itu, pemerintah fokus untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan komoditas pertanian," sambung Airlangga.
Airlangga menjelaskan, pada kuartal II 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor pertanian, dengan proporsi sebesar 12,98 persen.
Baca juga: Anggota Komisi VII DPR Dukung Jokowi Lanjutkan Hilirisasi Nikel untuk Kemakmuran Rakyat
"Pertanian sendiri menjadi sektor paling tangguh terhadap pandemi Covid-19 dan mampu menambah penyerapan tenaga kerja sebesar 50 ribu," paparnya.
Dalam seminar ini, Airlangga juga mengesahkan Deklarasi Hari Komoditas Perkebunan yang digalakkan Dewan Komoditas Perkebunan dan Kadin Indonesia.
Ke depan, Hari Komoditas Perkebunan ini akan diperingati setiap tahunnya pada 29 September.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT BKI (Persero) Rudiyanto mengatakan, jika saat ini produk hasil komoditas perkebunan di hulu belum berkolaborasi dengan industri hilir.
Meskipun, kata Rudiyanto, saat ini hasil komoditas perkebunan telah berkontribusi besar terhadap devisa negara dan perekonomian nasional dan daerah.
“Melalui acara ini diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan standar produktivitas komoditas perkebunan di hulu, menjadikan komoditas perkebunan dan turunannya lebih diterima, sehingga akan meningkatkan ekspor dan investasi di dalam negeri,” ucap Rudiyanto.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar mengatakan, sektor perkebunan adalah salah satu sektor dengan pangsa terbesar dan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
“Komoditas perkebunan sebagai sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja petani, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah, maupun penyangga kelestarian lingkungan,” pungkas Bobby.