Resesi Global di Depan Mata, Menimbang Investasi yang Cocok, Analis Sebut 'Cash is The King'
Resesi global tidak dapat terhindarkan lagi pada 2023. Instrumen investasi apa yang dipilih untuk menghadapi resesi?
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Dampak Resesi Ekonomi Global Terhadap Indonesia
Ekonom Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah wajib berhati-hati terhadap ancaman ekonomi yang kian nyata.
Menurutnya, jika global benar-benar mengalami resesi, kinerja perekonomian Indonesia sudah pasti akan semakin terdampak.
Neraca perdagangan Indonesia yang selama ini mengalami surplus dalam beberapa bulan berturut-turut, berpotensi akan menjadi defisit.
Resesi global akan membuat indeks dolar AS meningkat, dan membuat harga komoditas yang biasa diimpor oleh Indonesia juga akan meningkat tajam.
Seperti diketahui, banyak barang atau komoditas yang kerap diimpor oleh Indonesia.
"Dengan adanya ancaman resesi ekonomi global, surplus perdagangan yang cukup gemuk itu bisa berubah berbalik arah menjadi defisit perdagangan," ucap Bhima kepada Tribunnews, Sabtu (1/10/2022).
"Kenapa bisa terjadi? Pertama, karena ancaman resesi ini membuat rupiah lebih melemah terhadap dolar AD. Hal ini bakal mengakibatkan risiko imported inflation," sambungnya.
Dengan demikian, lanjut Bhima, inflasi akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga.
Apabila hal tersebut terjadi, banyak sektor industri yang terdampak.
Mulai dari sektor pangan, elektronik, otomotif, pakaian, pariwisata, hingga properti.
"Kalau inflasi tambahan, maka akan berdampak ke konsumsi rumah tangga, padahal sekarang sedang masa pemulihan terganjal kenaikan harga BBM. Ke depan bisa berisiko dari harga pangan dan imported inflation," papar Bhima.
"Sektor usaha apa yang terdampak? Pangan, elektronik, otomotif, pakaian itu akan terdampak, jadi bisa dikatakan semua sektor akan terpengaruh. Pariwisata juga, masyarakat akan mengurangi belanja rekreasi," pungkasnya.