Resesi Global di Depan Mata, Menimbang Investasi yang Cocok, Analis Sebut 'Cash is The King'
Resesi global tidak dapat terhindarkan lagi pada 2023. Instrumen investasi apa yang dipilih untuk menghadapi resesi?
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
"Kalau kita bicara SUN untuk dipegang 3 tahun, rugi kecil sekali. Karena tiap tahun dapat kupon. Kupon SUN rata-rata 6 persen, sehingga kalau 3 tahun menjadi 18 persen. Harga SUN tidak akan turun sedalam itu," ujar Wawan.
Sisanya, instrumen investasi juga bisa dialokasikan untuk pasar uang.
Daripada memegang uang tunai ataupun menyimpan di Bank, Wawan mengatakan lebih baik berinvestasi di reksadana pasar uang karena dianggap lebih likuid.
Wawan menuturkan, salah satu strategi investasi saat ini adalah shifting. Investor disarankan mulai beralih ke obligasi jangka pendek.
Dengan asumsi jangka waktu investasi untuk waktu tiga tahun, alokasi asetnya menggunakan komposisi saham 40 persen, obligasi 40 persen, 20 persen sisanya untuk pasar uang.
Cash Is The King
Perencana keuangan Ahmad Gozali mengatakan, langkah memegang uang tunai atau cash is the king memang bisa dilakukan, tapi jika kondisinya hanya sebatas resesi saja.
"Teorinya, kalau terjadi resesi, maka cash is the king. Namun hati-hati, resesi ini juga dibarengi inflasi tinggi, cash menurun nilainya saat inflasi tinggi," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (29/9/2022).
Karena itu, menurut dia solusinya adalah memiliki dana parkir yang siap digunakan, karena saat resesi biasanya memunculkan banyak aset dijual murah seperti properti.
"Selain itu dengan suku bunga akan naik untuk menandingi inflasi, maka deposito, obligasi, dan sukuk akan lebih menarik sebagai instrumen investasi," kata Ahmad.
Dihubungi terpisah, Perencana keuangan dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, pilihan investasi untuk investor pemula atau konservatif, bisa dengan masuk ke Obligasi Ritel (ORI), sukuk ritel, dan reksa dana pasar uang.
Sementara, jurus lain berlaku untuk investor saham dalam berinvestasi ketika arus dana asing terus ke luar dari pasar modal tanah air seperti saat ini dan beberapa pekan ke depan.
Caranya yakni dengan melakukan diversifikasi aset atau portofolio ke dalam beberapa kelas aset, termasuk halnya saham.
"Begitu juga untuk dana yang ditaruh dalam kelas aset saham. Koleksi beberapa saham, katakan sepuluh, jangan hanya satu sampai dua saham saja," pungkasnya.