Cara Menghadapi Resesi 2023: Kelola Keuangan dan Pengeluaran hingga Upgrade Skill
Cara menghadapi Resesi. Anda perlu mengelola keuangan dan pengeluaran dengan baik. Selain itu, upgrade skill Anda demi pertahankan potensi karier.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Inilah cara menghadapi resesi.
Resesi adalah kelesuan ekonomi atau penurunan industri di suatu negara.
Saat ini, ancaman resesi 2023 sedang mengintai sejumlah negara di Eropa hingga Asia.
Dampak resesi dapat mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat dalam waktu yang lama.
Untuk mengantipisasi dampak resesi di Indonesia, Anda dapat mempersiapkan langkah-langkah pencegahan.
Selengkapnya, simak langkah-langkah berikut ini, dikutip dari Bankrate dan The Washington Post:
Baca juga: Daftar Negara yang Terancam Resesi 2023, Ada Amerika Serikat hingga Rusia
Cara Menghadapi Resesi
1. Perhatikan keuangan Anda
Langkah terpenting dalam menghadapi resesi adalah mempersiapkan dana.
Anda dapat mengontrol uang yang Anda miliki dengan membuat anggaran bulanan.
Dalam keadaan darurat, Anda ingin penghasilan Anda bertahan selama mungkin.
Sehingga, Anda perlu memperhatikan sumber pendapatan dan untuk apa uang yang Anda miliki.
Skema keuangan bulanan yang baik akan membantu Anda mengidentifikasi pengeluaran Anda.
Selain itu, tentukan jenis barang yang paling Anda butuhkan, misalnya kebutuhan untuk makan.
Membuat anggaran bulanan bahkan lebih penting untuk memastikan Anda hidup sesuai kemampuan Anda dan tidak mengeluarkan uang terlalu banyak ketika terjadi resesi.
Baca juga: 8 Dampak Resesi: PHK Massal, Biaya Hidup Meningkat, hingga Isu Kesehatan Mental
2. Batasi pengeluaran Anda
Poin kedua ini berkaitan dengan poin sebelumnya.
Anda perlu membatasi pengeluaran Anda dengan memulai kebiasaan kecil.
Cobalah menganalisa skema keuangan Anda dan temukan poin mana yang dapat Anda kurangi jumlah pengeluarannya.
Anda juga perlu mengurangi kebiasaan berlibur yang menghabiskan banyak biaya, terutama untuk membeli barang branded yang tidak perlu.
Para ahli biasanya merekomendasikan untuk membelanjakan tidak lebih dari 30 persen dari pendapatan bersih Anda untuk membeli barang-barang di luar kewajiban.
Selain itu, jika Anda tinggal di sebuah rumah atau kamar sewa, maka utamakan kebutuhan tempat tinggal terlebih dahulu daripada lainnya.
3. Batasi kartu kredit Anda
Jika Anda pengguna kartu kredit, Anda dapat mengatur pengelolaannya agar tagihan tidak membengkak.
Membawa saldo dari bulan ke bulan berpotensi menghabiskan biaya ratusan hingga jutaan dalam sebulan.
Gunakan alat Bankrate untuk menghitung rencana pembayaran utang atau manfaatkan kartu kredit transfer saldo dengan APR intro nol persen.
4. Gunakan uang tunai dari sisa anggaran Anda
Anda dapat menekan banyak biaya dengan mengurangi beberapa pengeluaran.
Selain itu, Anda dapat menyisakan uang tunai dari dana bulanan Anda untuk membeli makanan kesukaan.
Berilah sedikit ruang untuk bernapas dalam mengatur keuangan Anda.
Namun, pastikan Anda telah mengalokasikan lebih dari 50 persen sumber pendapatan Anda sebagai dana darurat.
Dana darurat ini akan berguna untuk menghadapi situasi mendadak yang butuh penanganan keuangan dengan segera.
Kemudian, tambahlah saldo dana darurat Anda untuk mendapat nominal yang aman ketika menghadapi dampak resesi yang panjang.
Baca juga: 3 Industri yang Diprediksi Stabil di Tengah Resesi Ekonomi, Salah Satunya Ekspedisi Pengiriman
5. Lunasi utang Anda secara teratur
Jika Anda memiliki utang, Anda dapat melunasinya dengan teratur.
Namun, jika Anda tidak bisa melakukannya, Anda dapat menyisihkan 10 persen dari penghasilan untuk tabungan pelunasan utang.
Untuk Anda yang tidak memiliki utang, maka Anda dapat mengalokasikan dana utang ini ke tabungan Anda.
Selain itu, dana ini dapat digunakan untuk menutupi pengeluaran.
6. Upgrade skill terkait karier Anda
Untuk menghindari resesi karier Anda, salah satu investasi terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengejar pendidikan.
Pendidikan ini dapat secara formal maupun non-formal.
Anda juga perlu meningkatkan skill Anda agar tidak menjadi pekerja yang masuk kategori ter-PHK karena kurang berguna.
Selain itu, Anda dapat mengandalkan relasi karier yang kuat dan luas.
Hal ini dapat menjadi pilihan kedua jika Anda menjadi korban resesi kerja.
Jika Anda tidak dapat membangun penyangga keuangan, fokuslah untuk memiliki beberapa pelatihan dan keterampilan yang secara luas akan dapat dipekerjakan sangat penting.
7. Jangan panik
Resesi tidak bisa dihindari, namun tidak selalu seburuk pandemi virus corona atau Resesi Hebat.
Sehingga, Anda tidak perlu panik dengan dampak panjang dari resesi.
Hal yang perlu Anda lakukan adalah memaksimalkan semua langkah yang dapat menyelamatkan dana Anda di masa depan.
Sehingga, Anda masih dapat memenuhi kebutuhan dasar selama dampak resesi berlangsung.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Dampak Resesi