Usai Menguat, Aksi Ambil Untung Akan Bayangi Pergerakan IHSG Hari Ini
Aksi profit taking terbatas akan terjadi sebelum memasuki masa penyampaian laporan keuangan kuartal ketiga yang dapat membantu IHSG menguat.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (7/10/2022) diprediksi akan dibayangi dengan aksi ambil untung oleh investor.
Tercatat, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup kembali menguat 0,02 persen ke level 7.076,62.
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memproyeksikan, hari ini laju IHSG akan bergerak dengan support di 7.000 sedangkan resistance di 7.152.
"Sentimen untuk besok kemungkinan ada aksi profit taking terbatas sebelum memasuki masa penyampaian laporan keuangan kuartal ketiga yang dapat membantu IHSG untuk kembali menguat," kata Ivan yang dikutip dari Kontan, Jumat (7/10/2022).
Baca juga: Awal Perdagangan Hari Ini, IHSG Dibuka Menguat 0,65 Persen ke Level 7.121
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menyatakan, pergerakan IHSG kemarin tertopang oleh penguatan nilai tukar rupiah yang menguat.
Pada perdagangan Kamis (6/10), mata uang rupiah ditutup menguat tipis 5 point di level Rp 15.187 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.192 per dolar AS.
"Di sisi lain pergerakan tertekan seiring pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa setelah adanya ekspektasi kenaikan suku bunga pada bulan November," ujar Dennies.
Dennies memprediksi IHSG akan bergerak menguat dengan resistance di 7.161-7.118 dan support 7.049-7.023.
Secara teknikal, candlestick membentuk doji dengan volume rendah disertai indikator MACD bergerak ke arah tren akumulasi mengindikasikan potensi penguatan jangka pendek dengan rentang terbatas.
Baca juga: IHSG Diprediksi Melanjutkan Penguatan, Berikut Beberapa Saham yang Dapat Dicermati
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menambahkan, saat ini IHSG masih terlihat berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan pola tekanan yang belum kunjung reda.
Namun, ada potensi naik dalam jangka menengah hingga panjang, sehingga momentum tekanan masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian untuk saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi.
William pun memprediksi IHSG berpotensi tertekan dengan rentang 6.872-7.236.