Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonomi Dunia Terancam Resesi, Sri Mulyani Ungkap Sejumlah Strategi Pemerintah Dalam Menghadapinya

Ancaman resesi pada 2023 nampaknya akan menekan laju ekspor Indonesia, sehingga pemerintah tetap mewaspadainya.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ekonomi Dunia Terancam Resesi, Sri Mulyani Ungkap Sejumlah Strategi Pemerintah Dalam Menghadapinya
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengaku telah menyiapkan strategi kebijakan fiskal pada tahun depan, yang siap menghadapi ancaman resesi ekonomi global. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengaku telah menyiapkan strategi kebijakan fiskal pada tahun depan, yang siap menghadapi ancaman resesi ekonomi global.

Namun, ancaman resesi pada 2023 nampaknya akan menekan laju ekspor Indonesia, sehingga pemerintah tetap mewaspadainya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekspor Indonesia akan terpengaruh apabila ekonomi dunia jatuh dalam resesi.

Selain itu, kata Sri Mulyani, pertahanan dalam negeri juga akan terus dilindungi.

Baca juga: Jokowi: Patut Disyukuri di Tengah Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Positif

"Misalnya saja konsumsi masyarakat," tutur Sri Mulyani dalam Seminar Nasional dan Konferensi tentang Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Pembangunan Berkelanjutan, yang dikutip dari Kontan, Rabu (19/10/2022).

Menurut Sri Mulyani penting menjaga daya beli masyarakat tetap tinggi ketika perekonomian global mengancam.

Di sisi lain, dia memastikan belanja pemerintah akan selektif karena adanya exposure pengetatan likuiditas serta kenaikan dolar AS.

BERITA REKOMENDASI

Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang akan mengembalikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di 2023 kembali ke 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Risiko lain yang akan diwaspadai adalah tekanan inflasi. Menurutnya inflasi yang melonjak tinggi disebabkan karena adanya kenaikan harga komoditas, dan juga pelemahan rupiah yang akhirnya memicu kenaikan harga yang disebut imported inflation.

Kemudian, pemerintah juga akan terus mewaspadai geopolitik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan, yang bisa menyebabkan gangguan suplai serta potensi moderasi harga komoditas dan pengetatan moneter yang agresif. (Siti Masitoh/Kontan)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas