Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

BI Beberkan 5 Indikator Ekonomi Global Bakal Hadapi Guncangan Resesi Ekonomi

Resesi global diprediksi akan segera terjadi dan akan berdampak ke seluruh negara-negara di dunia, termasuk negara maju.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in BI Beberkan 5 Indikator Ekonomi Global Bakal Hadapi Guncangan Resesi Ekonomi
ist
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mewanti-wanti resesi ekonomi global bakal terjadi dan berdampak pada seluruh negara-negara di dunia, termasuk negara maju.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dirinya melihat sejumlah tanda-tanda yang menunjukkan perekonomian global menjadi gelap, dan hal ini perlu dicermati.

Tanda pertama adanya perlambatan ekonomi global, diprediksi pada tahun ini pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 3 persen, dan tahun depan ke 2,6 persen dengan masih banyaknya kemungkinan risiko.

Perlambatan akan terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat yang diperkirakan untuk tahun depan adalah 1,2 persen, dan Eropa justru melambat lebih dalam menjadi 0,7 persen. Demikian negara lain termasuk juga di Tiongkok.

"Kami sampaikan bahwa perlambatan ekonomi global dan pengetatan kebijakan moneter di negara maju juga telah menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging market," ucap Perry dalam konferensi pers Bank Indonesia, (20/10/2022).

Tanda kedua adalah, inflasi global yang mengalami peningkatan cukup tinggi, yakni diperkirakan 9,2 persen pada tahun ini.

Berita Rekomendasi

Kemudian di Amerika Serikat diperkirakan 8,2 persen, Eropa sebesar 9,2 persen, juga bahkan di negara-negara emerging market seperti Brazil, Turki, Argentina maupun yang lain-lain akan lebih tinggi.

Baca juga: Cegah Resesi, 27 Pimpinan Negara Kembali Lakukan Pertemuan untuk Menurunkan Harga Gas di Eropa

Pertumbuhan ekonomi global dan inflasi yang tinggi ini sebagai akibat juga ketegangan geopolitik, fragmentasi ekonomi dan perdagangan, serta masih berlanjutnya gangguan mata rantai perdagangan global.

Ketiga, adanya kebijakan negara-negara maju untuk menaikkan suku bunga yang agresif, untuk mengendalikan lonjakan inflasi.

Namun di sisi lain, kebijakan tersebut akan memunculkan risiko-risiko seperti stagflasi.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Mulai Pulih dari Pandemi, Apakah di 2023 Akan Terimbas Resesi?

Kemudian yang keempat, kenaikan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) juga meningkatkan indeks dolar yang sangat sangat kuat.

Dan yang kelima adalah risiko dari persepsi investor. Dalam kondisi yang tentu saja serba tidak pasti ini, ada kecenderungan investor untuk menarik dananya dari emerging market.

"Itulah 5 fenomena ekonomi keuangan global yang tentu saja menjadi tantangan dari seluruh dunia," pungkas Perry Warjiyo.

 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas