G20 dan Transformasi Digital Menguntungkan Pelaku UMKM, Goni Lukis Laris Manis Sampai ke Jepang
Wujud transformasi digital dalam berbisnis dirasakan oleh seorang Yani Mardiyanto. Pemilik Nasrafa ini beruntung berkat G20 bisa ekspor ke Jepang
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Sri Juliati
Begitu pula saat pandemi Covid-19 menyerang sektor ekonomi Tanah Air pada 2020, market place menjadi satu-satunya jalan Yani menjual produk Nasrafa di tengah keterbatasan gerak dan sepinya kegiatan.
Sebelum menggunakan market place, Yani mengakui jika pembelinya kebanyakan hanya warga lokal di Jawa Tengah. Namun setelah aktif melek teknologi termasuk mengoperasikan market place, penjualan meningkat.
Alhasil tak hanya pembeli lokal Jawa Tengah yang melirik dagangannya, pembeli dari tetangga sebelah yaitu Singapura pun memesan produk Nasrafa.
Positifnya berjualan lewat market place membuat pendapatannya naik hingga 30 persen.
“Intinya setelah menggunakan market place, saya jadi lebih gampang berjualan dan bertransaksi, pelanggan semakin luas ke mancanegara,” paparnya.
Cerita yang sama juga dialami oleh Rina Sulistyaningsih, pemilik Lintang Kejora, kerajinan tangan etnik di Solo.
Perempuan yang memulai usaha dengan menjahit dompet dan tas ini bisa mengekspor dagangannya ke Singapura pada 2022 ini.
Ia turut memanfaatkan media sosial seperti Instagram hingga Facebook untuk promosi dan berjualan.
“Saya juga membuat website untuk berjualan. Jadi ada web ada juga medsos, semuanya membuat dagangan laris manis,” ungkap dia saat diwawancarai pada Senin (17/10/2022).
“Pokoknya untung karena jualan di era digital ini.”
Dorong Digitalisasi UMKM
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki, dalam side event G20 Indonesia bertajuk Digital Economy to Support SDGs, Senin (8/8/2022) mengungkapkan, saat ini sebanyak 83 persen pelaku UMKM nasional bergantung pada digitalisasi.
Dari angka itu, 73 persen di antaranya telah memiliki akun di lokapasar (e-commerce) dan sebanyak 82 persen telah memasarkan produknya secara digital.
Hingga Juni 2022, jumlah UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital telah mencapai 19,5 juta pelaku usaha, atau 30,4% dari total UMKM yang tercatat sekitar 64 juta pelaku usaha.