Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengusaha Ungkap Investasi di IKN Masih Menjanjikan, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengungkapkan bakal memberikan sejumlah insentif fiskal maupun nonfiskal bagi pihak swasta yang akan berinvestasi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pengusaha Ungkap Investasi di IKN Masih Menjanjikan, Ini Alasannya
Biro Pers Sekretariat Presiden/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkemah di Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mega proyek Ibu Kota Negara (IKN) seharusnya sudah memasuki tahapan pembangunan pada tahun ini. Namun beredar kabar, pengembangan proyek strategis nasional tersebut masih kesulitan untuk mendapatkan investor.

Padahal, Pemerintah telah mengungkapkan bakal memberikan sejumlah insentif fiskal maupun nonfiskal bagi pihak swasta yang akan berinvestasi.

Ada yang beranggapan bahwa swasta enggan berinvestasi di IKN karena dinilai kurang menjanjikan.

Terlebih pada tahun depan global bakal mengalami resesi. Sehingga para calon investor tentunya lebih selektif dalam memilih proyek-proyek atau investasi.

Baca juga: Jaga Keuangan Negara di Tengah Ancaman Resesi, Faisal Basri Minta Pemerintah Tunda Pembangunan IKN

Adanya hal tersebut, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Maritim, Investasi dan Hubungan Luar Negeri, Shinta Kamdani memberikan tanggapannya.

Menurut Shinta, para pengusaha masih melihat adanya potensi besar untuk berinvestasi di IKN.

Berita Rekomendasi

Terutama investasi yang berkaitan dengan sektor hijau atau berkelanjutan (Sustainable).

"Presiden telah mengatakan IKN itu Future Smart Forest City, ini maksudnya smart city," papar Shinta di Jakarta, Selasa (25/10/2022).

"Jadi bukan sembarang (investor) yang membangun Ibu Kota, tapi membangun Ibu Kota dengan teknologi Smart City. Isu lingkungan dan berkelanjutan sejalan. Ini (berkaitan dengan) investasi berkelanjutan," sambungnya.

Dengan menegaskan konsep yang berkelanjutan dan environmental friendly, Shinta meyakini masih banyak para pengusaha atau investor yang teratrik.

"Selama kita bisa men-justify ini, saya rasa investor akan mau kalau kita fokus investasi berkelanjutan. Dan ini saya pikir arahnya lebih (diminati) ke teknologi," pungkasnya.

Sebelumnya, Ekonom Senior sekaligus Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah mengatakan, proyek IKN dinilai sangat menjanjikan dan terdapat banyak peluang investasi yang menarik.

Baca juga: Tarik Investor Tanamkan Modal di IKN, Pemerintah Tawarkan Insentif, Apa Kata Ekonom?

Namun pada tahap awal, memang tidak bisa mengharapkan investor swasta untuk bergerak masuk terlebih dahulu.

"Periode awal memang membutuhkan investasi Pemerintah, khususnya untuk membangun infrastruktur dasar dan gedung-gedung Pemerintahan," ucap Piter saat dihubungi Tribunnews, (24/10/2022).

"Saya tidak melihat investor (swasta) ragu-ragu. Tapi investor pasti menunggu bagaimana pemerintah menyelesaikan tahapan awal pembangunan IKN," sambungnya.

Pada dasarnya, Piter mendukung penuh proyek IKN, namun dirinya sangat tidak sependapat dengan adanya langkah-langkah Pemerintah yang membujuk investor dengan berbagai insentif.

Baca juga: Pemerintah Siapkan 4 Skenario Pemindahan ASN ke IKN Nusantara

Justru menurut Piter, pemberian keringanan ini bakal memunculkan sentimen negatif terutama bagi kelompok yang menentang pembangunan IKN.

Semua keringanan dan fasilitas ini seperti membuktikan program IKN tidak menarik bagi investor, karena proyek itu kosong atau tidak bernilai.

"Saya menyayangkan sekali. Saya selalu mengatakan Pemerintah harus percaya diri, IKN itu adalah investasi yg menarik. Pemerintah sekarang seharusnya fokus saja membangun infrastruktur dasar membangun gedung-gedung pemerintah," papar Piter.

"Kemudian memberikan keyakinan bahwa proyek ini akan berlanjut, proyek ini menguntungkan. Dengan demikian investor akan datang dengan sendirinya tanpa harus iming-iming fasilitas yang berlebihan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas