RI Harus Antisipasi Fenomena Pengunduran Diri Massal Pekerja Seperti Terjadi di Amerika dan Inggris
Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat, ada 11,5 juta pekerja yang berhenti dari pekerjaannya selama periode April, Mei, dan Juni 2021.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Meski fenomena The Great Resignation diperkirakan belum dialami para profesional di Indonesia, penting bagi perusahaan untuk tetap meningkatkan employee engagement guna mempertahankan karyawan.
Human Capital Director Grant Thornton Indonesia Emme Tarigan mengatakan Human Capital sebagai salah satu pilar dalam perusahaan, harus menginisiasi strategi program retensi layanan sebagai upaya untuk meredam dampak fenomena Great Resignation
“Walaupun fenomena tersebut belum terjadi di Indonesia, perusahaan dapat bertahan dan karyawan sudah memiliki engagement yang tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi digital juga mengalami perubahan,” kata Emme dalam keterangannya, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: Pembangunan Smelter Mempawah Kembali Berjalan, Diharapkan Dapat Menyerap Tenaga Kerja Lokal
Menurutnya, perusahaan dituntut untuk bisa mengimplementasikan hybrid working dengan bijak guna mempertahankan kualitas kerja karyawan serta mengedepankan hal-hal yang penting di mata karyawan, namun tetap seimbang dengan kelangsungan bisnis.
“Salah satu bentuk kebijakan yang dapat dilakukan agar perusahaan tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman, adalah bagaimana membentuk alur kerja yang efektif dengan dukungan alat dan sistem kerja yang relevan sehingga kualitas atau output kerja dapat lebih maksimal dengan usaha kerja yang efisien,” sambungnya.
Emme meyakini hal ini akan mendongkrak work-life balance karyawan, menghindari burnout, serta secara tidak langsung meningkatkan kepuasan dan engagement karyawan terhadap perusahaan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.