Said Iqbal Minta Perusahaan Tekstil Tak Cengeng: Rebut Peluang Pasar Internasional, Jangan Malah PHK
Perusahaan tekstil harus memanfaatkan kesempatan kondisi pasar internasional yang sedang bergejolak.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta perusahaan tekstil Tanah Air dapat merebut permintaan yang biasanya diambil negara lain di dunia.
Perusahaan tekstil harus memanfaatkan kesempatan kondisi pasar tekstil internasional yang sedang bergejolak.
“Sri Lanka, Bangladesh, Turki itu semuanya terpukul. Turki itu inflasinya sudah super dua digit,” kata Said Iqbal saat konferensi pers Rencana Aksi di Kemnaker dan PLN, Rabu (2/11/2022).
Ia berujar, ada dua peluang yang bisa diambil oleh perusahaan tekstil Indonesia.
Baca juga: Isu PHK Massal Bayangi Karyawan Garmen, Kemnaker Dorong Dialog Bipartit Tripartit
Yaitu merebut tekstil yang selama ini dikerjakan oleh Turki dan ambil permintaan belinya.
“Jangan cengeng pengusaha tekstil kita. Rebut itu dari negara-negara yang lagi kesulitan. Ordernya rebut. Jangan cengeng lalu malah minta PHK sama pemerintah. Minta gaji buruh tidak dinaikkan,” ujar Said Iqbal.
Said Iqbal turut menyebut ada peluang lain di dalam negeri yang bisa dimanfaatkan perusahaan tekstil.
Mereka bisa menjadi pemasok seragam pegawai pemerintah, TNI, dan Polri.
“Kan masih banyak orang Indonesia mau beli baju seragam dan batik dari buruh yang jumlahnya banyak sekali. Lalu, baju-baju untuk pegawai pemerintah, tentara, dan polri. Gunakan dong pasar domestik,” katanya.
Said Iqbal mengatakan perusahaan tekstil di Indonesia masih aman di tengah kondisi negara lain merugi.
Sebab, mekanisme penjualan mereka adalah buy order per pieces (beli per potong).
“Industri tekstil itu baru tepukul kalau mereka beli kapas dan benang sendiri. Lalu, jika punya punya pabrik dan mesinnya sendiri. Juga kalau pinjam dan cari uang sendiri. Itu baru rugi,” katanya.
“Kalau orientasinya tukang jahit yang banyak dimiliki perusahaan tekstil, mereka tidak terpukul. Karena ordernya sudah disiapkan,” lanjutnya.
Dengan demikian, pria yang juga Presiden Partai Buruh itu meminta perusahaan tekstil tidak menyebar ketakutan PHK akibat ancaman resesi global di 2023.