Bank Indonesia Bersama DPR Dorong Literasi Digital ke UMKM
Salah satu dari bentuk dukungannya adalah sosialisasi QRIS sebagai bentuk inovasi keuangan digital dengan merchant discount rate (MDR) 0 persen
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendorong literasi dan inklusi ekosistem keuangan digital kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono mengatakan, BI Jabar akan terus terlibat dalam mendukung UMKM Jawa Barat, baik melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta meningkatkan literasi terhadap inovasi keuangan digital untuk kemudahan transaksi kegiatan usaha.
Menurut Bambang, salah satu dari bentuk dukungannya adalah sosialisasi QRIS sebagai bentuk inovasi keuangan digital dengan merchant discount rate (MDR) 0 persen bagi pelaku usaha mikro kecil.
"Dengan satu aplikasi QRIS, konsumen bisa melakukan pembayaran ke semua e-commerce, karena QRIS sudah terintegrasi dengan semua platform e-commerce," kata Bambang saat sosialisasi QRIS di kawasan Bogor, yang ditulis Kamis (3/11/2022).
Baca juga: Tips Sandiaga untuk Pelaku UMKM Indonesia Hadapi Tantangan Resesi Ekonomi
Dalam kegiatan yang sama, Anggota Komisi XI DPR RI Primus Yustisio menyampaikan, Bank Indonesia merupakan mitra kerja dari Komisi XI DPR, sehingga salah satu tugasnya turut serta mendorong literasi masyarakat Kabupaten Bogor agar memiliki literasi yang baik terhadap inovasi ekosistem keuangan digital.
Menurutnya, inovasi keuangan digital yang terus bertumbuh, harus diimbangi dengan literasi keuangan digital dari masyarakat itu sendiri.
"Hal ini dalam rangka mendorong kemudahan berusaha dari sisi sistem pembayaran bagi pelaku UMKM," ucapnya.
Ia menyebut, manfaat dari pemakaian QRIS dalam usaha yaitu cepat dan kekinian, karena pembayaran dari konsumen hanya dengan scan QR Code yang dimiliki pelaku UMKM.
"Selain itu, bapak ibu juga tidak direpotkan dengan uang kembali dan lebih higienis, karena uang tunai juga kadang menjadi media penyebaran bakteri dan virus. Dengan adanya QRIS yang sudah terintegrasi dengan semua platform keuangan digital, hanya dengan smartphone, dan tentu harus ada saldo, bapak ibu dapat bertransaksi di manapun berada," paparnya.
Baca juga: Selesai Jalankan Program Inkubasi Digital Entrepreneur Academy, Puluhan UMKM Diwisuda
"Oleh sebab itu literasi kita terhadap sistem pembayaran digital ini harus terus kita lakukan," paparnya.
Lebih lanjut Primus mengatakan, berdasarkan data OJK, literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya 38 persen di saat inklusi keuangan mencapai 76 persen pada 2019.
"Melalui forum Sosialisasi QRIS, kami berharap, literasi keuangan masyarakat, khususnya terhadap keuangan digital yang sedang bertumbuh terus mendekati harapan yang kita inginkan," ujar Primus.