Inflasi Turki pada Oktober Tembus 85,5 Persen
Dalam tiga bulan terakhir, bank sentral Turki telah memangkas suku bunga kebijakannya dengan total 350 basis poin menjadi 10,5 persen.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL – Inflasi Turki pada Oktober menyentuh angka 85,5 persen, tertinggi dalam kurun waktu 24 tahun terakhir.
Seperti diketahui, inflasi Turki telah melonjak sejak tahun lalu setelah bank sentral Turki mulai memangkas suku bunga kebijakannya dalam siklus pelonggaran yang telah lama dicari oleh Presiden Tayyip Erdogan.
Dalam tiga bulan terakhir, bank sentral Turki telah memangkas suku bunga kebijakannya dengan total 350 basis poin menjadi 10,5 persen.
Bank sentral Turki juga menjanjikan pemotongan suku bunga di bulan ini sebagai langkah terakhir dalam siklus pelonggaran. Namun, hal itu bertentangan dengan tren pengetatan kebijakan moneter global.
Baca juga: Sempat Meroket di September, Inflasi Sri Lanka Turun Jadi 66 Persen Per Oktober
Dikutip dari Reuters, Jumat (4/11/2022) Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Oktober mengalami kenaikan sebesar 3,54 persen di bawah perkiraan 3,60 persen dalam jajak pendapat Reuters.
Sementara itu, pendiri Burumcekci Consulting, Haluk Burumcekci mengatakan bahwa puncak inflasi diperkirakan terjadi pada Oktober, dengan catatan mata uang lira tidak melemah lebih lanjut.
"Kami pikir inflasi telah mencapai puncaknya pada Oktober, kecuali ada depresiasi dari level lira saat ini," kata Burumcekci.
"Penurunan signifikan inflasi hanya bisa terjadi pada kisaran 70 hingga 75 persen karena efek dasar pada bulan terakhir tahun ini,” imbuhnya.
Lantas, penurunan lira sebesar 44 persen tahun lalu dan 29 persen tahun ini merupakan alasan utama dibalik tingginya inflasi dan melonjaknya harga energi.