Inggris Diramal Resesi Hingga 2024, Bank of England Minta Warga Waspada
Proyeksi ini dilontarkan BoE setelah ekonomi Inggris dalam beberapa bulan terakhir terus mencatatkan penurunan yang cukup signifikan
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Laju inflasi yang melonjak ke level tertinggi di kisaran 10,1 persen pada September 2022, membuat Bank sentral Inggris Bank of England (BoE) meyakini apabila negaranya akan mengalami perlambatan ekonomi atau resesi berkepanjangan hingga pertengahan 2024.
Proyeksi ini dilontarkan BoE setelah ekonomi Inggris dalam beberapa bulan terakhir terus mencatatkan penurunan yang cukup signifikan, kondisi tersebut bahkan menjadi salah satu pertimbangan bank sentral untuk terus menaikkan suku bunga acuan hingga melonjak jadi yang terbesar sejak 33 tahun terakhir.
Pada Kamis (3/11/2022) BoE dilaporkan telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) dari 2,25 persen menjadi 3 persen.
Baca juga: Tips Sandiaga untuk Pelaku UMKM Indonesia Hadapi Tantangan Resesi Ekonomi
Langkah tersebut terpaksa diambil BoE untuk menekan inflasi yang tinggi karena kenaikan biaya pangan dan energi yang saat ini telah melonjak ke level tertinggi.
"Jalan sulit di depan untuk rumah tangga Inggris, tetapi kita harus bertindak tegas sekarang atau keadaan akan lebih buruk nanti," ujar Gubernur BoE Andrew Bailey.
Sebelum ekonomi Inggris mencatatkan keruntuhan, BoE sebelumnya sudah memperkirakan bahwa kondisi negaranya akan jatuh ke dalam jurang resesi pada akhir tahun ini.
Akan tetapi prediksi itu kian nyata setelah laju inflasi terus meningkat di tengah perlambatan pertumbuhan, hal tersebut yang kemudian membuat BoE yakin bahwa ekonomi akan memasuki penurunan yang menantang hingga anjlok 2,9 persen di sepanjang musim panas ini dan akan berlanjut pada paruh pertama 2024.
“Ekonomi bisa jatuh ke delapan kuartal berturut-turut dengan pertumbuhan negatif, namun kami yakin pertumbuhan baru akan terjadi setelah memasuki pertengahan 2024.” terang BoE.
Baca juga: Volume Pengiriman Berkurang, Perusahaan Logistik Terbesar di Dunia Peringatkan Risiko Resesi Global
Imbas dari resesi panjang ini selain akan berdampak pada ekonomi jutaan masyarakat di Inggris, namun juga akan memicu lonjakan biaya hipotek sebesar 3,900 euro bagi 5,1 juta rumah tangga.
Tak hanya itu tingkat pengangguran diperkirakan mencapai puncaknya tertingginya sekitar 6,5 persen, dari 3,5 persen di tahun ini, seperti yang dikutip dari laman independent.co.
Khawatir kondisi tersebut akan semakin memukul ekonomi negaranya, BoE meminta agar warga Inggris terus meningkatkan kewaspadaan selama resesi berlangsung.
Selain itu pemerintah pusat juga akan memulai langkah baru untuk mengurangi dampak dari resesi, salah satunya dengan memulihkan stabilitas ekonomi dengan mengurangi utang sehingga kenaikan suku bunga dapat terjaga di level terendahnya.