Kemenperin Minta Industri Pertahanan Optimalisasi Riset Teknologi dari BSKJI
Dirjen ILMATE mengemukakan, balai-balai Kemenperin telah mampu menciptakan teknologi yang dapat mendukung pembaruan produk di industri pertahanan
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri alat pertahanan dalam negeri diharapkan terus memanfaatkan teknologi terkini untuk kemajuan.
Kementerian Perindustrian melalui seluruh balai besar atau unit pelayanan teknis (UPT) di bawah Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin hadir memberikan layanan dalam hal standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri dan pelayanan jasa industri.
Dengan komitmen tinggi terhadap kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan, termasuk pelaku industri, hasil temuan dari para balai tersebut tidak hanya sekadar riset, tetapi siap untuk dikomersilkan.
Baca juga: Hadiri Pembukaan Indo Defence 2022, Bamsoet Dorong Peningkatan Industri Pertahanan Dalam Negeri
Oleh karenanya, upaya penjodohan antara BSKJI dan industri pertahanan diyakini dapat memacu daya saing industri alat pertahanan nasional sehingga produknya diterima di pasar global.
"Kami turut memfasilitasi sejumlah hasil optimalisasi pemanfaatan teknologi industri yang dirancang oleh balai-balai milik Kemenperin, tampil pada ajang Indo Defence 2022 di JIExpo, Kemayoran," tutur Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, Jumat (4/11/2022).
Dirjen ILMATE mengemukakan, balai-balai Kemenperin telah mampu menciptakan teknologi yang dapat mendukung pembaruan produk di industri alat pertahanan nasional.
"Dengan adanya temuan teknologi produk ini, kami optimistis kinerja industri pertahanan akan semakin kokoh sehingga bisa berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung kebijakan substitusi impor," jelas Taufiek.
Pada ajang Indo Defence 2022, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) Agro membawa teknologi proses pengujian makanan untuk keperluan militer.
"Selama ini kami memberikan jasa layanan teknis kepada masyarakat dan industri agro seperti industri makanan dan minuman, serta industri pupuk," terang Kepala BBSPJI Agro Siti Rohmah Siregar.
Kemudian, BBSPJI Logam dan Mesin menampilkan rantai tapak atau track link lapis baja untuk tank.
Komponen ini bagian dari rantai tank yang menapak pada jalan dan secara keseluruhan berfungsi untuk menggerakan kendaraan tempur tersebut.
Baca juga: Jembatani Kerangka Kerjasama Pertahanan, Moeldoko Puji Kemampuan Jet Tempur Yak-130
Keunggulan desain track link ini adalah terdapat bantalan karet yang dapat mengurangi kebisingan suara tank dan lebih nyaman untuk dibawa di jalan beraspal.
Modifikasi bentuk tersebut merupakan faktor yang mendukung penelitian ini dalam memperoleh paten.
"Kelebihan lainnya, track link yang kami buat bisa berjalan di lumpur karena dilengkapi bagian serupa sayap-sayap kecil atau dayung," ungkap Kepala BBSPJI Logam dan Mesin Gunawan.
Berikutnya, partisipasi BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam dalam penguatan sektor pertahanan, yakni membuat produk rompi tahan peluru, helm tahan peluru serta produk pelapis kendaraan militer sebagai substitusi baja.
Untuk penemuan helm tahan peluru, dilakukan melalui kerja sama riset dengan Balitbang Kementerian Pertahanan dan PT Pindad.
Hasil ini telah mendapatkan paten dengan Nomor ID P 0028082 pada April 2011 lalu dan siap untuk dikomersialkan.
Baca juga: Pernyataan Jokowi Dukung Prabowo, Pengamat: Ada Dua Kemungkinan Pilpres 2024 atau Perkuat Pertahanan
"Kami senantiasa mendukung kemajuan dan kemampuan industri alat pertahanan dalam negeri. Kami juga berharap hasil yang kami kembangkan dapat mengatasi ketergantungan Indonesia pada teknologi dari luar negeri," jelas Kepala BBSPJI Keramik dan Mineral Nonlogam Azhar Fitri.
Selanjutnya, BBSPJI Tekstil memperkenalkan aplikasi kitosan untuk antibakteri pada seragam militer.
Kitosan adalah produk samping hasil laut asal Indonesia, di mana memiliki sifat alami antibakteri dengan kemampuan reduksi pertumbuhan bakteri pada tekstil hingga lebih dari 90 persen.
"Dengan adanya finishing agent chitogiene ini, pakaian seragam tidak mudah bau keringat meskipun tidak dicuci beberapa hari. Hal ini tentu dapat meningkatkan unsur kenyamanan dan sanitasi pribadi para prajurit TNI atau Polri," ucap Kepala BBSPJI Tekstil Cahyadi.
Selain itu, BBSPJI Selulosa menampilkan penggunaan nitro selulosa sebagai bahan dasar propelan untuk pendorong roket.
Selama ini kebutuhan nitro selulosa masih sangat tergantung impor. Oleh karenanya dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan, BBSPJI Selulosa bekerjasama dengan PT Dahana untuk mengembangkan dissolving pulp sebagai bahan baku nitro selulosa.
Kepala BBSPJI Selulosa Sri Bimo Pratomo, menyampaikan peluang pemanfaatan bahan baku serat selulosa Indonesia masih sangat besar karena ketersediaannya cukup berlimpah, di mana salah satunya adalah pemanfaatan Eucalyptus dan Bambu Gombong menjadi nitro selulosa.
"Kami sedang berupaya mengimplementasikan pemanfaatan selulosa ini menjadi produk yang bernilai tambah tinggi untuk kemandirian bangsa," terangnya.
Kemenperin juga memfasilitasi Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) tampil di ajang Indo Defence 2022, untuk memperkenalkan berbagai produk drone dalam negeri yang bisa mendukung sektor pertahanan dan keamanan nasional.
Baca juga: Dampingi Prabowo Kukuhkan KRI dr Wahidin Sudirohusodo, KSAL: Bangun Kemandirian Industri Pertahanan
Apalagi, saat ini teknologi drone pertahanan merupakan topik yang semakin ramai menjadi perbincangan sejak konflik Rusia dan Ukraina.
Di samping itu, semakin banyak negara yang mulai tertarik dengan efektivitas teknologi drone yang telah terbukti di medan pertempuran.
Di Indonesia sendiri telah terdapat beberapa perusahaan manufaktur drone yang mampu mengembangkan teknologi tersebut dan tergabung di dalam ASTTA.
Ketua Umum ASTTA Dian Rusdiana Hakim, mengapresiasi upaya Kemenperin dalam mempromosikan kemampuan industri drone lokal melalui berbagai kegiatan pameran internasional seperti Indo Defence.
"Saya berharap kemampuan industri drone lokal dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menjaga pertahanan Indonesia sendiri, sebelum dilirik oleh negara lain," ujarnya.