Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dibayangi Krisis Global, Bagaimana dengan Ekonomi RI? Ini 6 Sektor Menjanjikan di Pasar Modal 2023

kendati 2023 dihadapkan pada tantangan yang berpotensi mendorong resesi, World Bank masih memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh 5,1 persen

Editor: Sanusi
zoom-in Dibayangi Krisis Global, Bagaimana dengan Ekonomi RI? Ini 6 Sektor Menjanjikan di Pasar Modal 2023
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Tahun depan kondisi perekonomian dinilai akan sangat menantang. Kendati demikian, setidaknya ada enam sektor di pasar modal memiliki potensi yang menjanjikan karena ekonomi Indonesia dinilai lebih tangguh menghadapi kemungkinan krisis. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun depan kondisi perekonomian dinilai akan sangat menantang. Kendati demikian, setidaknya ada enam sektor di pasar modal memiliki potensi yang menjanjikan karena ekonomi Indonesia dinilai lebih tangguh menghadapi kemungkinan krisis.

Tantangan ekonomi hadir karena tingkat inflasi global yang sangat tinggi dan direspon oleh berbagai bank sentral di banyak negara dengan cara neningkatkan suku bunga. Selain itu, tantangan dari krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia yang berimbas pada krisis pangan dan energi.

Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih mengatakan, berkaca dari sejarah ketika ekonomi Indonesia dihadapkan pada kondisi yang menantang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu memiliki peluang bertumbuh lebih baik 2 hingga 3 kali lipat.

Baca juga: IHSG Terkapar Diguyur Sentimen Negatif, dari Inflasi hingga Pelemahan Rupiah

“Indeks kita itu (dalam menghadapi tantangan ekonomi) nggak sampai lama dalam 1-2 tahun itu sudah balik. Bahkan bisa 2-3 kali lipat. Kita tidak mendoakan ingin ada terjadinya krisis namun di setiap krisis kita selalu ada peluang. Saya cukup optimis bahwa ada suatu pergerakan yang besar di market kita dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya dalam acara Investment Talk bertema Menentukan Arah Investasi 2023 yang diselenggarakan oleh D’Origin Financial & Business Advisory bersama Igico Advisory, Minggu (6/11/2022).

Alfatih pun memproyeksikan enam sektor yang memiliki tren positif dan menguat yaitu cyclical, non-cyclical, basic, energy, financial dan health. Di cyclical sector, Alfatif menilai saham emiten bersandi CARS, MAPI, SMSM, LPPF, dan SCMA berprospek positif.

Adapun di non-cyclical sector pihaknya menilai saham AMRT, MYOR, ICBP, HMSP, AALI, GGRM, dan INDF akan bersinar. Untuk basic sector investor bisa melirik saham dari TKIM, SMGR, TPIA, INTP, INCO, dan ANTM.

Kemudian di energy sector ada MEDC, AKRA, INDY, ADRO, PGAS, TCPI, DOID, ADMR, ENRG, dan ITMG yang menjadi sorotan pihaknya. Sementara itu, untuk financial sector ada PNLF, BMRI, BBCA, BBNI, BBRI, SMMA, dan MEGA. Untuk health sector investor bisa memilih KLBF, CARE, hingga SIDO.

Berita Rekomendasi

Bahkan Alfatih menyebut target harga dari beberapa emiten tersebut. KLBF dengan target teoritis di level 2.330, CARS dengan target hingga level 120, MAPI di level 1.570-1.830, LPPF bisa hingga level 10.000, SCMA di level 310, AMRT target fibonaci 3.000-3.050.

Baca juga: Terus Tertekan IHSG Akhirnya Naik 0,16 Persen ke 7.045, INKP Jadi Top Gainer

Kemudian MYOR dengan target di level 2.570-2.800, ICBP target 10.500-11.250, AALI dengan target 9.450-10.000, INDF target 6.600, TKIM target di level 9.200-9.675, SMGR target 9.850-10,550, INTP target 11.625, INCO di level 8.150-8.750.

ANTM dengan target di level 2.580-2.775, MEDC target 1.290-1.530, AKRA target 2.000, PGAS target 2.190-2.350, ENRG 405, ITMG target sekitar 54.250. Selanjutnya adalah BBCA dengan target 10.200, BMRI dengan resistance 11.700, BBRI 5.000-5.500.

“Jadi logikanya adalah saham-saham yang out perform ada tren dan momentum itu tentu didorong dengan dana yang masuk. Jadi yang perform tentu itu dipilih oleh big fund sedangkan yang underperform cenderung ditinggalkan oleh big fund,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama hadir pula financial planner dari Finansialku, Gembong Suwito. Menurutnya, dengan tantangan ekonomi yang ada, isu resesi itu menjadi yang menonjol. Namun, kata dia, berbicara data pertumbuhan ekonomi Indonesia masih robust di kisaran 5 persen, sehingga secara fundamental ekonomi Indonesia tidak akan mengalami resesi.

Saat ini, menurutnya sektor yang sangat popular karena memiliki tren positif adalah komoditas, energi, logistik, transportasi juga industri. Hal itu menjadi daya tarik bagi investor asing di pasar modal.

“Ini menjadi kabar baik, di saat investor global sedang mencari mana yang baik, mana yang aman, mana yang nyaman di tempat investasinya, Indonesia salah satunya. Saat 2021 inflow-nya luar biasa dan tahun ini color full, year to date sampai mencapai Rp 80,52 triliun dana dari investor asing masuk. Makanya strong banget, terutama banking,” ujarnya penuh optimisme.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas