Dibayangi Krisis Global, Bagaimana dengan Ekonomi RI? Ini 6 Sektor Menjanjikan di Pasar Modal 2023
kendati 2023 dihadapkan pada tantangan yang berpotensi mendorong resesi, World Bank masih memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh 5,1 persen
Editor: Sanusi
Adapun untuk berinvestasi, pihaknya menggunakan konsep 4 pilar. Pilar pertama adalah Likuiditas. Investasi tersebut menurutnya untuk dana darurat, penempatan di deposito dan pasar uang dengan rerata return 3 persen-5 persen. Pilar kedua adalah Stabilitas di mana isntrumen investasi bisa memberikan cash flow.
Seperti obligasi negara, ORI, SBR, SR, RD Proteksi, dan P2P. Ketiga adalah Hedging atau Lindung Nilai seperti US Dolar dan emas. Keempat adalah Pertumbuhan melalui saham, RD Saham, ETF, RD Indeks, ECF, dan Derivatif.
“Konsep ini yang kami bangun dan kami aplikasikan secara investasinya bertahap kepada client. Jadi masuk dulu di Likuiditas, berjenjang setelah itu Stabilitas, sudah ngerti, Hedging dan Growth,” lanjutnya.
Dia pun memberikan tips dalam berinvestasi pada 2023. Pertama, tetap tenang berinvestasi sesuai tujuan keuangan. Kedua, amankan dana darurat minimal 6 kali pengeluaran rutin.
Ketiga jangan lupa aspek proteksi seperti Kesehatan. Keempat efisiensi pengeluaran dengan hutang terjaga rasio cicilannya. Kelima melalui strategi alokasi aset dan pembelian secara bertahap. Dan terakhir adalah monitoring dan review produk investasi secara berkala.
Aspek Makro Terjaga
Hadir dalam diskusi tersebut Research Assistant-Institute for Economic and Social Research LPEM-FEBUI Syahda Sabrina. Dia menyebut kendati 2023 dihadapkan pada tantangan yang berpotensi mendorong resesi, World Bank masih memproyeksikan perekonomian Indonesia tumbuh 5,1 persen secara keseluruhan pada 2022 dan tahun depan.
Proyeksi yang tetap 5,1 persen itu cukup berbeda dengan negara berkembang lainnya di kawasan Asia tenggara semisal Malaysia, Filipina, dan Thailand, yang diproyeksikan pada 2023 akan terkoreksi dibandingkan dengan 2022. “Indonesia itu diestimasi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil pada 2022 dan 2023,” ujarnya menekankan.
Persentase pertumbuhan itu pun lebih besar dari rerata estimasi pertumbuhan secara global. Di mana IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya 3,3 persen sepanjang 2022. Sementara pada 2023 lebih terkoreksi menjadi hanya 2,7 persen. Sementara untuk rerata pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang pada 2023, IMF memangkas proyeksinya menjadi hanya 3,7 persen dari sebelumnya mencapai 4,4 persen yang diprediksi pada April lalu.