VIDEO Januari-Oktober 2022, Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan Didominasi Usia 20-35 Tahun
Sejak Januari hingga Oktober 2022, klaim JHT yang diajukan peserta mencapai 2,8 juta klaim.
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan mencatat klaim untuk program Jaminan Hari Tua (JHT) pada saat ini didominasi peserta dengan usia produktif.
Sekitar 61 persen peserta yang mengajukan JHT berusia 20 hingga 35 tahun.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan hal itu seperti dikutip Kontan, Rabu (16/11/2022).
Sejak Januari hingga Oktober 2022, klaim JHT yang diajukan peserta mencapai 2,8 juta klaim.
Melihat fenomena tersebut, Anggoro menyayangkan banyak peserta yang masih bisa bekerja justru mengajukan klaim JHT.
Ia khawatir saat peserta-peserta ini memasuki usia pensiun tidak memiliki tabungan di hari tua.
“Nanti akan memiliki risiko saat sudah tidak produktif, tabungannya tidak ada atau sedikit,” ujar Anggoro.
Ironisnya, peserta yang berusia di atas 56 tahun, dimana dikategorikan sebagai usia pensiun, hanya sekitar 7 persen dari total jumlah klaim JHT yang diajukan. Itu sebanyak 196.277 klaim.
Di sisi lain, alasan peserta melakukan klaim JHT karena menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hanya stagnan di sekitar 30 persen.
Sisanya, karena memang sudah memasuki usia pensiun atau resign.
Berkaca pada pola klaim JHT yang tidak menentu, Anggoro menyebut hal ini juga berpengaruh pada strategi investasi dari BPJS Ketenagakerjaan yaitu melihat jangka pendek dan jangka menengah. Dimana, saat ini 71% portofolio ada di obligasi.
Ia menyebut jika JHT bisa dikembalikan ke fungsi awal dimana hanya bisa dicairkan ketika memasuki usia pensiun, maka ia melihat investasi akan dilakukan pada portofolio yang memiliki profil jangka menengah dan panjang.
“Ini berdampak pada yieldnya. Jika misalnya JHT kembali ke 56, kami akan lebih bisa memaksimalkan yield karena instrumennya memiliki yield yang lebih tinggi,” paparnya. (Kontan/Adrianus Octaviano)