Bisnis Estetika Medis Adopsi Platform Digital untuk Jangkau Pasar Lebih Luas
Pada momen hari belanja online 11.11 tahun lalu, omset produk dan layanan estetika medis meningkat 572 persen secara tahunan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permintaan layanan estetika medis khususnya di kalangan anak muda semakin beragam saat ini. Hal ini membuat dunia estetika medis membutuhkan platform online untuk bisa tetap inovatif dalam memenuhi kebutuhan pasar.
Dikutip dari Spachina.com, Rabu (16/11/2022), pada 2019, perusahaan internet besar satu per satu meluncurkan bisnis kecantikan.
Pada momen hari belanja online 11.11 tahun lalu, omset produk dan layanan estetika medis meningkat 572 persen secara tahunan.
Namun di 2020, wabah virus corona (Covid-19) secara tiba-tiba memberikan pukulan berat bagi banyak pusat estetika medis.
Frost & Sullivan, sebuah lembaga penelitian, memperkirakan bahwa pertumbuhan keseluruhan industri estetika medis di China akan berkurang secara signifikan menjadi 5,7 persen pada 2020 karena dampak pandemi.
Dengan kata lain, pertumbuhan pasar secara keseluruhan pada 2020 akan turun hampir 60 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 dan skala pasar akan menyusut lebih dari 30 miliar yuan.
Distribusi sumber daya estetika medis yang tidak merata dan persaingan yang ketat
Baca juga: Bisnis Kosmetik Bisa Jadi Pilihan untuk Berinvestasi
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun ini ternyata tidak melemahkan semangat banyak orang dalam memperoleh 'kecantikan dan ketampanan wajah'.
Hal ini turut dirasakan platform estetika medis MyVenus yang telah mencapai surplus berdasarkan arus kas bulanan dan mampu menarik perhatian investor lokal.
Bahkan di tengah tingginya kekhawatiran saat ini terkait inflasi dan resesi ekonomi di seluruh penjuru dunia.
Baca juga: Di Luar Dugaan, Bisnis Kosmetik Entrepreneur Ini Malah Moncer di Masa Pandemi
Prosedur estetika medis yang meliputi prosedur operasi plastik sekaligus prosedur perawatan kulit, memiliki rata-rata jumlah transaksi pembayaran yang tinggi.
Di Indonesia, ini merupakan layanan yang sebagian besar diterima oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan masyarakat yang berpenghasilan tinggi.
CEO MyVenus Yujin Hwang mengatakan, pihaknya menghadirkan platform estetika medis 'MyVenus' demi memberikan kemudahan proses pertemuan para pelaku bisnis kecantikan dan konsumen dalam digitalisasi.
Baca juga: Pasar Kosmetik Halal Diperkirakan Capai 773 Miliar Dolar AS, Jepang Ikut Bikin Produk Kosmetik Halal
"Melalui MyVenus, kami mendigitalisasi pasar perawatan kecantikan Indonesia yang berorientasi offline untuk mengurangi biaya persaingan dan iklan yang berlebihan serta membangun lingkungan yang menguntungkan konsumen," kata Yujin, dalam keterangannya, Selasa (15/11/2022).
MyVenus secara resmi diluncurkan pada April tahun ini dan akumulasi jumlah penggunanya pun terus meningkat.
Pada Juni lalu, jumlah pengguna mencapai 3.700 user, kemudian pada September mencapai 6.600 user, dan saat ini telah melampaui 10.000 user.
Ditambah dengan tingkat konversi permintaan pelanggan untuk melakukan konsultasi kini mencapai 10 persen.
Khususnya, dimulai dari masuknya grup dermatologi nomor satu di Indonesia Erha Ultimate pada Juni tahun ini, dan masuknya grup dermatologi nomor dua di Indonesia Natasha Skincare pada bulan lalu.
Kini jumlah klinik partner MyVenus telah mencapai 400 klinik.