Saat KTT G20, Holding Industri Tambang Teken Kerja Sama dengan EGA Majukan Produk Aluminium
Hendi berharap, sinergi ini bisa meningkatkan performa Inalum dalam hal-hal peningkatan knowledge dan investasi industri aluminium nasional.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Holding Industri Pertambangan di Indonesia atau Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Inalum menjalin kerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA) dalam memajukan produk aluminium.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian studi kelayakan terkait pengembangan perluasan brownfield Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara oleh Direktur Utama Inalum, Hendi Prio Santoso dan CEO EGA, Abdulnasser Bin Kalban, pada KTT G20 di Bali, awal pekan ini.
Hendi berharap, sinergi ini bisa meningkatkan performa Inalum dalam hal-hal peningkatan knowledge dan investasi industri aluminium nasional.
Baca juga: Catat Kinerja Positif, Pendapatan Inalum Meningkat 34,4 Persen pada Semester I-2022
Sehingga, Inalum bisa naik level dan menjadi wajah modernitas dalam industri pengolahan aluminium nasional.
Selain itu, kata Hendi, kolaborasi strategis ini juga memberikan kesempatan kepada Inalum untuk meningkatkan produksi hingga double capacity.
“EGA adalah mitra pilihan Inalum untuk ekspansi brownfield Kuala Tanjung, berdasarkan efisiensi teknologi peleburan EGA dan pengalaman mentransfernya secara internasional, dan potensi kemitraan perusahaan sebagai investor dan/atau offtaker logam,” ujar Hendi dalam keterangannya, Kamis (17/11/2022).
“Tahapan strategis berupa studi kelayakan bankable ini menjadi langkah berikutnya sebelum kita memulai konstruksi,” sambungnya.
Dengan rencana ekspansi ini, Hendi menyebut, Inalum diharapkan memiliki tambahan kapasitas lebih dari 400 ribu ton aluminium per tahun.
CEO EGA, Abdulnasser Bin Kalban mengatakan, jika aksi korporasi perluasan ini berhasil, maka Inalum diharapkan memiliki tambahan kapasitas lebih dari 400 ribu ton aluminium per tahun.
Baca juga: MIND ID Siapkan Langkah Dekarbonisasi untuk Jalankan Skema Net Zero Emission
Dia mengatakan, investasi potensial dalam perluasan brownfield Kuala Tanjung dan penjualan logam, akan memajukan pertumbuhan dalam aluminium rendah karbon yang akan memungkinkan kehidupan modern di seluruh dunia, sekaligus melindungi bumi ini untuk generasi mendatang.
“Perjanjian ini merupakan langkah maju yang penting dalam kerja sama kami dengan Inalum, dan mendekatkan penyebaran teknologi yang dikembangkan UEA di Indonesia, saya berterima kasih kepada Inalum atas kepercayaan mereka yang berkelanjutan pada EGA sejalan dengan kemitraan antara kedua negara kita,” kata Abdulnasser Bin Kalban.
Inalum terus melakukan inovasi dengan melakukan inisiatif pengembangan proyek strategis di antaranya proyek upgrading Teknologi Tungku Reduksi, Optimalisasi smelter aluminium Kuala Tanjung, proyek smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan pembangunan Aluminium Remelt IAA.
Sejalan dengan potensi besar pangsa pasar aluminium baik secara domestik dan regional.
“Inalum terus berupaya mewujudkan pengembangan klaster industri aluminium nasional. Selain itu, Inalum juga melakukan kolaborasi dengan PLN dalam rangka menciptakan ketersediaan energi di Sumatera Utara,” papar Hendi.