Bos QatarEnergy Sebut Ketegangan Politik saat Piala Dunia 2022 Tidak akan Pengaruhi Bisnis Jerman
Penyelenggara pesta sepak bola terbesar di dunia itu menepis tuduhan suap untuk memenangkan hak tuan rumah.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DOHA – CEO QatarEnergy Saad al-Kaabi pada Selasa (22/11/2022) mengatakan bahwa bisnis dengan perusahaan Jerman tidak akan terpengaruh oleh ketegangan politik atas kritik terhadap tuan rumah Piala Dunia, yang telah menimbulkan kemarahan seorang pejabat di pengekspor gas Teluk Arab.
Adapun, Kaabi terkejut dengan pernyataan menteri ekonomi Jerman Robert Habeck yang mengatakan bahwa dipilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 didorong oleh korupsi.
Namun, penyelenggara pesta sepak bola terbesar di dunia itu menepis tuduhan suap untuk memenangkan hak tuan rumah.
Baca juga: Qatar dan Piala Dunia 2022 yang Terasa Hambar
Dalam sebuah wawancara dengan media lokal awal bulan ini, menteri luar negeri Qatar menuduh Berlin memiliki "standar ganda".
Lantas, Emir yang berkuasa dari salah satu pengekspor gas utama dunia, yang diharapkan Eropa untuk membantu mengatasi krisis pasokan energi, juga secara terbuka mengecam kritik internasional yang meningkat terhadap Qatar, menyebutnya sebagai "fitnah yang ganas".
Seperti diketahui, QatarEnergy dan perusahaan utilitas Jerman telah melakukan kesepakatan jangka panjang atas gas alam cair (LNG) untuk sebagian besar tahun ini karena Berlin mencari alternatif selain Rusia, yang merupakan pemasok gas terbesar Jerman.
Baca juga: Tingkatkan Pasokan Gas, TotalEnergies Sepakat Jalin Investasi dengan QatarEnergy
"Perusahaan-perusahaan di Jerman memiliki kepemimpinan yang sangat baik dan kemudian kami memiliki hubungan yang hebat," kata Kaabi, mengutip dari Reuters.
Sementara itu, menteri Jerman yang bertanggung jawab atas portofolio energi Berlin telah berada di Doha untuk merundingkan kemitraan energi jangka panjang dengan Qatar.