Ekonomi Indonesia Cukup Tahan Hadapi Resesi Tapi Pertumbuhan Akan Sedikit Melambat
Tanda-tanda penurunan ekonomi Indonesia tahun depan sudah mulai terlihat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan teknologi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Dradjad Hari Wibowo menilai fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat menghadapi ancaman resesi yang disebut akan terjadi pada 2023.
Namun, dia juga berpendapat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun di tahun depan meskipun tidak terlalu drastis.
Menurut dia, tanda-tanda penurunan ekonomi Indonesia tahun depan sudah mulai terlihat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan teknologi.
"Kemudian, mungkin ekspor dan impor akan terkoreksi. Otomatis nanti konsumsi rumah tangga akan terkoreksi juga," kata Drajad ketika ditemui di kantor Tribunnews, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2022).
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi biasanya mengikuti tren pada konsumsi rumah tangga.
Kalau konsumsi rumah tangga tumbuh lima persen, pertumbuhan ekonomi akan berada sedikit di atas atau di bawahnya.
"Itu yang saya amati sepanjang sejarah. Terutama sejak kita krisis pada 1998, ya seperti itu," ujar Drajad.
Namun penurunan tersebut tidak akan terjadi terlalu lama dan akan kembali meningkat berkat pengeluaran politik pada akhir 2023.
Baca juga: OECD Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Jadi 3,1 Persen
"Pengeluaran politik menjelang pemilu itu besar dan langsung dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah," katanya.
Drajad mengatakan kalau dana menetes ke rumah tangga kelas menengah bawah, efek pertumbuhannya lebih besar dibandingkan dana ke keluarga menengah atas
Usaha rumah tangga kelas menengah ke bawah seperti percetakan, penjual gorengan, dan nasi goreng.
Pedagang informal seperti penjual makanan di atas bisa kena efeknya apabila ada kerumunan massa.
Baca juga: Isi Pertemuan Jokowi dengan Biden: AS Dukung Indonesia Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
"Jadi, usaha-usaha rakyat bisa ikut berkembang," ujarnya. Meski meningkat, ia menyimpulkan pertumbuhan ekonomi di akhir 2023 tidak melejit tinggi.
Tren Indonesia dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi ini memang relatif stabil, tak loncat drastis seperti Malaysia.
Menurut mantan politisi partai PAN itu pertumbuhan Malaysia yang drastis tak bisa dibandingkan dengan Indonesia
"Malaysia itu pertumbuhannya double digit. Itu membuat banyak orang mengatakan kita kalah dari mereka. Tidak juga. Kita itu pertumbuhannya relatif stabil," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.