Hadapi Tantangan 2023, BTN Sinergi dengan AREBI untuk Menggenjot Pemasaran KPR
Meski ekonomi dihantui resesi dunia, kata Nixon, sektor properti masih menarik pada tahun depan, sehingga tren properti akan tumbuh positif.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggandeng Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) untuk menggenjot pemasaran KPR/KPA di tengah tantangan geopolitik global dan meningkatnya inflasi.
Wakil Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk membangun sinergi antara stakeholder bisnis properti menghadapi tantangan yang lebih besar pada 2023.
Meski ekonomi dihantui resesi dunia, kata Nixon, sektor properti masih menarik pada tahun depan, sehingga tren properti akan tumbuh positif.
Baca juga: Pulihkan Ekonomi, IMF Minta China Genjot Vaksinasi Covid-19 dan Beri Dukungan di Sektor Properti
“Oleh karena itu, menanggapi situasi saat ini sinergi antar element dan stakeholder bisnis properti harus semakin solid menghadapi tahun 2023,” ujar Nixon saat memberikan sambutan di AREBI Summit 2022: Go Digital or Go Home, yang ditulis Jumat (25/11/2022).
Nixon juga menyinggung tantangan yang menjadi pekerjaan rumah para stakeholder property ke depan yakni melawan pemikiran kaum milenial yang kurang peduli akan berinvestasi terutama di sektor properti.
Nixon menyebut, mind-set milenial saat ini lebih mementingkan hidup untuk saat ini saja yang membuat mereka cenderung lebih mengutamakan pemenuhan gaya hidup seperti traveling.
“Kita harus melawan semangat hidup para milenial saat ini, kita harus ubah pola pikir mereka bahwa hidup bukan tentang hari ini saja,” ujarnya.
Dalam sesi diskusi, Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengungkapkan, kondisi terberat yang dialami perekonomian Indonesia adalah saat krisis moneter dan krisis ekonomi dan krisis ekonomi di tahun 1998-1999.
Baca juga: Sektor Properti Melejit Dorong IHSG Naik 0,37 Persen ke 7.080 di Penutupan Hari Kamis
Meski properti dilanda krisis, saat itu tumbuh realisasi properti BTN secara unit mencatatkan angka paling tertinggi dan bertahan hingga 2017.
Hal yang sama terjadi padab2008 dan saat pandemi melanda, dan realisasi KPR di BTN saat itu juga tumbuh dengan baik.
“BTN sangat yakin bahwa perumahan itu tidak hanya dibutuhkan untuk kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, tetapi juga untuk investasi,” jelasnya.
“Insya Allah di awal tahun 2023, inflasi Indonesia itu menuju ke 3 persen. Pertumbuhan ekonomi kita juga stabil, saat ini 5,72% dan diprediksi di Desember 2022 sekitar 5,3%, dan di 2023 nanti relatively sekitar 5%,” sambungnya.
Terkait suku bunga acuan Bank Indonesia yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan, Hirwandi mengatakan, bahwa kebijakan itu lebih kepada bagaimana sektor ekonomi bisa mencapai titik ekuilibrium saja.
Baca juga: Pasar Properti 2023 Diprediksi akan Kembali Hadapi Tantangan: Kenaikan Suku Bunga dan Ancaman Resesi
Jika sudah sampai titik ekuilibrium, dirinya yakin suku bunga BI akan stabil di 2023 awal.