Cerita Bahlil Lobi Perusahaan Elektronik untuk Investasi Ratusan Triliun di RI: Ilmu Kadin Semua
Bahlil Lahadalia menceritakan, ketika dia melakukan pendekatan dengan perusahaan elektronik LG untuk bersedia melakukan investasi.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menceritakan, ketika dia melakukan pendekatan dengan perusahaan elektronik LG untuk bersedia melakukan investasi.
Bahlil mengatakan, dalam masa pendekatan itu dia memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia dan menerapkan ilmu-ilmu yang berasal dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Hal itu dikatakan Bahlil Lahadalia, dalam acara Rapimnas Kadin 2022 di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Kalah di WTO, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia: Apakah Kita Takut?
"Saya jujur saja, saya lobi LG itu tidak pakai bahasa Inggris, jadi jangan juga kita merasa melobi atau mengurus investasi menggunakan bahasa Inggris. Pakai bahasa Indonesia saja yang penting percaya diri dan ilmunya di Kadin, itu ilmu olah-olahnya paling banyak" kata Bahlil.
Sebagai informasi, perusahaan elektronik LG membangun pabrik baterai kendaraan listrik PT HKML Battery Indonesia yang berlokasi di Karawang dan merupakan konsorsium LG Energy Solution.
Adapun total nilai investasi LG Energy Solution untuk industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi mencapai 9,8 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 142 triliun.
Disisi lain, Bahlil berujar, menjadi seorang Kepala BKPM sempat membuatnya minder. Sebab, kata Bahlil, dia hanya lulusan Universitas Cendrawasih yang berlokasi di Jayapura, Provinsi Papua.
Baca juga: Menteri Investasi Bahlil Minta Sri Mulyani Tambah Dana Alokasi Khusus untuk Dinas Penanaman Modal
"Saya pikir dulu karena tamatan UnCen (Universitas Cendrawasih) saya gugup juga jadi BKPM. Karena senior-senior saya terdahulu Harvard, UI. Ternyata ilmu olah-olah ini tidak ada di UI," lanjutnya.
Bahkan, Bahlil mengaku, ilmu-ilmu yang diterapkan oleh seluruh menteri yang tergabung dalam Grup Tujuh (G7) itu, justru serupa dengan apa yang dia dapatkan dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Untuk diketahui, negara yang meliputi G7 diantaranya Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya dan Amerika Serikat.
"Setelah saya lihat, ini ketemu negara G7 yang kita anggap pintar-pintar itu, yang pengusaha hebat-hebat. Ternyata ilmunya sama, ilmu Kadin semua, mengolah semua," ucap Bahlil.
"Menteri investasi Inggirs, aku pikir dia pandai, aku pikir dia top. 30 menit pertama saya diam saja, masuk 30 menit kedua, saya mulai ajarin dia, karena ilmunya sama," sambungnya.