OYO Lakukan Reorganisasi, 600 Karyawan Dirumahkan
Karyawan yang dirumahkan tersebut merupakan 10 persen dari total karyawan OYO yang kini telah mencapai 3.700 pegawai.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Platform penyedia layanan perhotelan asal India OYO Hotels mengumumkan pemangkasan 600 orang pegawainya menyusul ramainya aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi global.
Karyawan yang dirumahkan tersebut merupakan 10 persen dari total karyawan OYO yang kini telah mencapai 3.700 pegawai.
Melalui pengumumannya pada Sabtu (3/12/2022) Chief Executive Officer OYO, Ritesh Agarwal menjelaskan, perampingan karyawan difokuskan pada sejumlah tim di bagian pilot project diantaranya seperti divisi permainan dalam aplikasi, kurasi konten sosial, dan staff konten di fasilitas pelindung.
"Kami akan melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan bahwa sebagian besar orang yang harus kami keluarkan, mendapatkan pekerjaan yang menguntungkan," kata Agarwal seperti yang dilansir dari Reuters.
Agarwal mengungkap upaya yang dilakukan OYO merupakan bagian reorganisasi, sebagai strategi untuk menekan pengeluaran perusahaan di pasar global.
Mengingat beberapa bulan terakhir OYO terus mencatatkan kerugian, bahkan selama kuartal kedua di 2022 kerugian bersih OYO mencapai 3,33 miliar rupee India atau sekitar 40,90 juta dolar AS.
Sementara di kuartal pertama kerugian OYO dilaporkan melesat sebesar sebesar 4,14 miliar rupee atau 50.846 juta dolar AS.
Didirikan pada 2002 silam awalnya layanan jaringan hotel online ini diberi nama Oravel Travel.
Baca juga: Booking Kamar OYO Bayarnya Bisa Pakai Gopay dan Ovo
Namun setelah melakukan rebranding CEO Ritesh mengubah nama perusahaanya menjadi OYO yang merupakan singkatan dari "On Your Own.
Munculnya OYO di industri perhotelan sempat dianggap skeptis oleh beberapa pihak, lantaran tidak sesuai untuk pasar India pada saat itu.
Namun seiring berjalan waktu OYO sukses menguasai pasar India, tercatat ada lebih dari 35.000 jaringan hotel di 800 kota di India.
Baca juga: Tujuh Jurus OYO Indonesia Genjot Bisnis Saat New Normal
Pada 2006, OYO mulai memperluas sayapnya ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan Timur Tengah, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, China serta Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Tak hanya itu OYO turut melakukan ekspansi besar ke pasar Amerika.
Setelah OYO melakukan restrukturisasi besar–besaran, bisnis perhotelan online ini perlahan mulai mengalami kemunduran hingga pada 2020 perusahaan terpaksa memberhentikan sekitar 1.500 karyawan yang berbasis di India, Cina, dan Amerika Serikat.
Ini lantaran biaya-biaya tambahan yang muncul dari kegiatan ekspansi seperti biaya operasional, penetrasi pasar, dan rekrutmen tenaga baru mengalami pembengkakan.
Tekanan tersebut yang kemudian memicu kontraksi pada pemasukan OYO hingga memberikan dampak buruk bagi Softbank sebagai salah satu penyokong dananya.