Glints Pecat 198 Karyawan, Susul Aksi PHK Sejumlah Startup Asia Imbas Kemerosotan Pasar
Pemecatan dilakukan Glints pada sejumlah karyawannya yang berbasis di Singapura.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) tak hanya menghantam perusahaan besar global, namun juga turut menyeret sejumlah perusahaan rintisan atau startup lokal di Asia termasuk platform pengembangan karier Glints.
Melalui pengumuman resminya, CEO Glint, Oswald Yeom mengumumkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 18 persen atau 198 pekerja dari total 1.200 karyawan pada Rabu (7/12/2022).
"Tentunya keputusan ini sangat sulit bagi perusahaan yang misinya membantu orang mewujudkan mimpi memiliki pekerjaan dan mengembangkan potensi mereka. Namun, justru kami lebih sulit karena terkena dampaknya," tulis Oswald.
Pemecatan dilakukan Glints pada sejumlah karyawannya yang berbasis di Singapura, Oswald berdalih aksi PHK yang menghantam perusahaan terjadi setelah pendapatan Glints terpukul dan anjlok drastis selama enam bulan terakhir, sebagai imbas dari ketidakpastian pasar global.
Baca juga: Putaran PHK Terbaru GameStop, Staf di Tim Kripto Terkena Dampaknya
"Pasar telah berubah drastis selama enam bulan terakhir. Bahkan banyak bisnis yang terpukul termasuk Glints karena berbagai macam faktor, salah satunya kondisi pasar yang tidak pasti yang berdampak pada pertumbuhan bisnis kami," ujar Oswald melansir dari Technasia.
Sebelum dilanda kemerosotan, Glints pernah menjadi salah satu ekosistem talenta end-to-end regional paling terpercaya dan aktif untuk pengembangan karir dan rekrutmen di Asia Tenggara, bahkan Glints sukses meraih pendanaan senilai 50 juta dolar AS dalam putaran oversubscribed Seri D yang dipimpin oleh DCM Ventures, Lavender Hill Capital, dan investor sebelumnya PERSOL Holdings.
Akan tetapi kondisi ini berbang terbalik ketika pasar global di hantam inflasi, lonjakan harga pangan dan energi mendoorong investor untuk meninggalkan Glints.
Alasan ini yang membuat startup lokal asal Singapura terpaksa melakukan pemecatan untuk memangkas pengeluaran perusahaan, seperti langkah para pelaku startup lainnya yang sebelumnya telah melakukan pemecatan di antaranya seperti
Sayurbox
Startup e-grocery atau penyedia bahan makanan asal Indonesia ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5 persen dari total karyawan per Selasa (6/12/2022), usai Pegawai dan para pimpinan menggelar pertemuan di town hall dilakukan Selasa (pukul 15.00 WIB selama 30 menit.
Bila mengacu pada data LinkedIn milik Sayurbox, total jumlah karyawan saat ini telah mencapai 895 orang. Apabila pemecatan dilakukan pada 5 persen karyawan, maka berarti jumlah staf yang terdampak PHK diperkirakan sebanyak 45 orang.
Co-Founder and Chief Executive Officer Sayurbox Amanda Susanti menuturkan PHK merupakan langkah perusahaan agar dapat mandiri secara finansial dan tumbuh secara sustainable (berkelanjutan) dalam jangka panjang di tengah tantangan makro ekonomi global.
GoTo
GoTo atau Gojek Tokopedia dilaporkan turut melakukan PHK massal yang menyasar 1.300 orang atau sekitar 12 persen dari total karyawan tetap. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu antisipasi perusahaan dalam menghadapi badai makroekonomi di masa depan.
"Untuk lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin penuh tantangan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan. Hal ini termasuk mengambil keputusan sulit" tulis perusahaan.
Ruangguru
Badai PHK tak hanya mengincar startup bisnis namun juga menghantam perusahaan digital di sektor pendidikan, seperti Ruangguru.
Baca juga: PHK Melanda Perusahaan Indonesia Maupun Luar Negeri, Terbaru Adobe dan Sayurbox, Berikut Daftarnya
Dalam keterangan resminya, Ruangguru menyatakan telah melakukan PHK kepada ratusan karyawannya sebagai imbas dari iklim pasar global yang memburuk. Pemecatan mulai terjadi setelah para karyawan resmi menerima email dari perusahaan pada 18 November lalu.
Meski tak mengungkap berapa jumlah pasti karyawan yang dipecat, namun menurut informasi yang beredar Ruangguru telah melakukan PHK hingga sebanyak 50 persen dari semua total karyawan.
Ajaib
Platform investech asal Indonesia yang bergerak di bidang reksa dana dan aset kripto Ajaib mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 67 karyawan, pada Selasa (29/11/2022).
Platform investech asal Indonesia yang bergerak di bidang reksa dana dan aset kripto Ajaib, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 67 karyawan, pada Selasa (29/11/2022).
Shopee Indonesia
Menyusul yang lainnya, PT Shopee Indonesia melakukan PHK kepada sejumlah karyawan perusahaan. Aksi PHK yang dilakukan Shopee bahkan sudah kali ketiga kalinya.Berdasarkan laporan media dan unggahan media sosial pegawai yang di PHK, Shopee mulai melakukan PHK gelombang ketiga pada Senin 14 November 2022. Setelah sebelumnya Shopee melepas ratusan pegawai pada September.
Menurut informasi yang beredar, gelombang PHK ini menyasar para pegawai berasal dari divisi sumber daya manusia (SDM) serta pembelajaran dengan pengembangan.
Dengan pemecatan tersebut usaha Shopee, Sea, telah mem-PHK lebih dari 7.000 orang atau sekitar 10 persen dari total pegawainya di seluruh dunia.
Ula
Startup e-commerce ini melakukan PHK terhadap 23 persen dari total seluruh karyawan, atau sekitar 134 orang.
"Pada hari ini, dengan berat hati kami mengumumkan keputusan yang sangat sulit untuk mengurangi jumlah karyawan kami sebanyak 134 orang atau 23 persen.” tulis Ula dalam keterangan di website resminya.
Sebelum melakukan pemangkasan, mereka mengaku sudah berusaha untuk melakukan berbagai inisiatif mulai dari menghadapi tantangan ini seperti mengurangi biaya operasi, meningkatkan efektivitas penjualan, merubah kebijakan perjalanan, dan menghemat biaya penggunaan server.