Gelombang PHK Juga Menimpa Startup Carousell, Pecati Ratusan Karyawan
Pengumumkan PHK terhadap 110 karyawan Carousell disampaikan oleh salah satu pendiri sekaligus CEO Carousell, Siu Rui Quek, lewat blog perusahaan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Usai melakukan PHK, Carousell memastikan pihaknya akan belajar dari kesalahan dengan melakukan penyesuaian dan koreksi untuk membuat dampak yang besar pada komunitas, diantaranya seperti mempertajam prioritas, mengawasi biaya, dan investasi.
Sebelum bisnisnya mengalami kemunduran, Carousell yang didirikan pada 2012 silam sempat mendapatkan suntikan pendanaan dari Sequoia Capital India, Naver, 500 Global dan Rakuten Capital, dengan total pemasukan 372,6 juta dolar AS.
Namun usai pasar global dihantam virus Covid, perlahan aktivitas jual beli di Carousell menyusut hingga layanan jual beli barang bekas ini mencatatkan kerugian pendapatan.
Sejumlah cara telah dicoba perusahaan untuk mengembalikan keuntungan, termasuk pindah ke kantor persewaan yang murah, hingga memotong gaji para petinggi dan eksekutif. Namun usaha tersebut dinilai masih jauh dari cukup.
Baca juga: Meta Beri Janji Palsu, Karyawan Korban PHK Mengaku Tak Terima Pesangon Sesuai Kontrak
Pemangkasan karyawan dilakukan Carousell menyusul aksi PHK yang dilakukan sejumlah startup Asia seperti GoTo yang akhir November lalu memecat 1.300 orang.
Lalu disusul Sayurbox perusahaan rintisan di bidang e-grocery yang baru saja melakukan PHK terhadap 5 persen staff.
Serta perusahaan omnichannel commerce enabler SIRCLO Group. Perusahaan ini mengumumkan langkah efisiensi yang berdampak pada PHK terhadap 8 persen dari total karyawan.