Efek Makroekonomi, Goldman Sachs Kembali PHK Ratusan Staf dan Berhenti Berikan Pinjaman
Imbas perlambatan ekonomi akibat melonjakan laju inflasi di pasar global, perbankan investasi terbesar di Amerika Morgan Stanley
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Imbas perlambatan ekonomi akibat melonjakan laju inflasi di pasar global, perbankan investasi terbesar di Amerika Morgan Stanley dilaporkan kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan staf.
Goldman Sachs tak merinci secara pasti berapa jumlah staf nya yang akan terdampak pemecatan, namun Bloomberg memperkirakan setidaknya ada 400 karyawan yang berasal dari divisi perdagangan dan bisnis yang akan di pangkas di bulan ini.
“Jumlah pasti pemotongan di unit konsumen masih diputuskan, namun PHK akan menjadi tambahan dari pemusnahan karyawan berkinerja buruk yang biasanya dilakukan Goldman setiap tahun.” kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Baca juga: Terdampak Naiknya Biaya Produksi EV, Stellantis akan Tutup Pabrik di Illinois dan PHK 1.350 Pegawai
Aksi pemutusan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilakukan Goldman sebelumnya pada September lalu layanan investasi ini juga sempat memangkas dua 2 hingga 5 persen karyawannya. Sebagai langkah untuk mengendalikan pengeluaran ditengah merosotnya volume transaksi di Amerika.
Pemangkasan dilakukan Goldman setelah perusahaan mengalami krisis pemasukan secara berkepanjangan hingga membuat laba layanan perbankan mengalami kemunduran sebesar 44 persen selama sembilan bulan pertama di tahun 2022.
Sejumlah cara telah dikerahkan perusahaan untuk mencegah terjadinya pembengkakan biaya ditengah ancaman resesi pasar global, salah satunya dengan menggerakkan rencana mitigasi biaya tertentu.
Namun cara tersebut dianggap tidak cukup untuk menangkal kemunduran perusahaan hingga akhirnya Goldman terpaksa memangkas para karyawannya. Tak hanya itu Chief Executive Officer Goldman, David Solomon juga turut menghentikan layanan pinjaman konsumen tanpa jaminan.
Usai unit konsumen dan unit manajemen anak perusahaan Goldman yakni Marcus terus membukukan kerugian. Marcus yang diluncurkan pada 2016 silam awalnya dibentuk untuk menawarkan pinjaman pribadi dan rekening tabungan kepada klien ritel.
Sebelum merugi, layanan bisnis ini diketahui pernah mencatatkan lonjakan deposito hingga tembus 110 miliar dolar AS, dan mampu memberikan dana pinjaman sekitar 19 miliar dolar AS pada 15 juta pelanggan aktif.
Baca juga: Daftar Terbaru 10 Perusahaan Diterpa Badai PHK: Sayurbox, Adobe hingga BuzzFeed
Lebih lanjut, Goldman juga akan menghentikan pengujian beta untuk rekening gironya usai layanan Marcus dihentikan pada Senin (12/12/2022).