Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Dunia Melonjak Imbas Pelonggaran Kebijakan Covid-19 di China

harga minyak mentah berjangka Brent naik 88 sen atau 1,1 persen menjadi 84,80 dolar AS per barel pada pukul 02:53 GMT.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Harga Minyak Dunia Melonjak Imbas Pelonggaran Kebijakan Covid-19 di China
Caspian News
Ilustrasi minyak mentah. Harga minyak dunia naik ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir pada perdagangan hari ini, Selasa (27/12/2022), karena pelonggaran pembatasan Covid-19 terbaru di China. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Harga minyak dunia naik ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir pada perdagangan hari ini, Selasa (27/12/2022), karena pelonggaran pembatasan Covid-19 terbaru di China.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 88 sen atau 1,1 persen menjadi 84,80 dolar AS per barel pada pukul 02:53 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan pada 80,44 dolar AS per barel, setelah naik 88 sen atau 1,1 persen.

Pada Jumat (23/12/2022), Brent dan WTI masing-masing naik 3,6 persen dan 2,7 persen. Kedua tolok ukur tersebut mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober. Pasar bahan bakar Inggris dan AS ditutup pada Senin (26/12/2022) untuk liburan Natal.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Ditopang oleh Pelemahan Dolar AS

Sementara itu, China akan mengakhiri persyaratan karantina bagi pelancong yang masuk ke negara itu mulai 8 Januari 2023, menurut pernyataan Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin. Pelonggaran aturan tersebut memacu optimisme permintaan bahan bakar yang lebih tinggi dari China, importir minyak mentah utama dunia.

Sedangkan greenback melemah pada hari ini setelah pengumuman pelonggaran kebijakan nol-Covid-19 di China. Dolar AS yang lebih lemah membuat harga minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya dan biasanya mencerminkan selera investor yang lebih besar terhadap risiko.

Kekhawatiran mengenai badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat yang dapat memengaruhi produksi energi juga terus mendukung kenaikan harga minyak.

Badai salju mematikan yang melumpuhkan Buffalo, New York, pada Hari Natal, menjebak pengendara dan pekerja penyelamat di dalam kendaraan mereka, meninggalkan ribuan rumah tanpa listrik dan meningkatkan jumlah korban tewas akibat badai yang telah mendinginkan sebagian besar Amerika Serikat selama berhari-hari.

BERITA REKOMENDASI

Maskapai penerbangan telah membatalkan hampir 2.700 penerbangan di AS pada Sabtu (24/12/2022) sore setelah cuaca mengganggu operasi bandara di seluruh negara itu.

Angin yang sangat dingin dan bertiup pada Jumat mematikan listrik dan memangkas produksi energi di seluruh Amerika Serikat, sehingga menaikkan harga pemanas dan listrik.

Baca juga: Azerbaijan Tangguhkan Pasokan Minyak Mentah Rusia ke Kilang Turki karena Embargo Uni Eropa

"Kekhawatiran gangguan pasokan dari badai musim dingin di AS mendorong aksi beli, meskipun perdagangan tipis karena banyak pelaku pasar pergi berlibur," kata kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito.

"Tapi cuaca AS diperkirakan akan membaik minggu ini, yang berarti reli mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama," tambahnya.

Kekhawatiran atas kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia juga berkontribusi pada kenaikan harga minyak.


Rusia dapat memangkas produksi minyak sebesar 5 persen hingga 7 persen pada awal 2023 untuk menanggapi pembatasan harga yang ditetapkan negara-negara Barat, kata kantor berita Rusia RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak pada Jumat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas