Perkuat Arsitektur Kesehatan Global, Industri Lakukan Transformasi Sistem Farmasi
Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu poin utama hasil Presidensi G20 Indonesia.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Pada sesi peninjauan pameran HKN oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonessi (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono di booth Argon Group, Krestijanto sempat memaparkan kontribusi Argon Group dalam menghasilkan produk yang memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi serta komitmen untuk memproduksi alat kesehatan dalam negeri.
Baca juga: Erick Thohir Tinjau Posko Kesehatan Gempa Cianjur, Tim Medis BUMN Farmasi Distribusikan Flubio
Argon Group bahkan siap meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN) menjadi 50 persen pada 2024, sesuai dengan instruksi pemerintah.
Untuk itu, Argon Group tengah menyelesaikan pembangunan pabrik produk alkes di kawasan industri Jababeka 2, Cikarang, Jawa Barat.
Selain itu, Argon Group juga ikut memperkuat pilar ke-5, yaitu transformasi SDM kesehatan.
Dalam acara UI Vocational Expo 2022 pada 9-10 November 2022 di Balairung Universitas Indonesia, Krestijanto mengungkapkan bahwa Argon Group melihat bonus demografi di Indonesia yang memiliki 70% penduduk berusia produktif dengan jumlah angkatan kerja yang mencapai 144 juta orang sebagai suatu momentum untuk memperkuat SDM.
"Argon Group berkomitmen kuat untuk membangun kualitas SDM yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan ketahanan kesehatan nasional,” tegasnya.
Kontribusi Argon Group juga memperkuat pilar ke-6 transformasi kesehatan nasional yaitu transformasi teknologi kesehatan. Menjawab kebutuhan pasar online yang terus berkembang, Argon Group mengembangkan bisnisnya melalui anak perusahaan baru, yaitu PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA).
KITA memperluas akses masyarakat akan kebutuhan obat melalui salah satu produk layanan bernama GoApotik.
"KITA memiliki fokus pada penjualan obat yang dapat diakses di seluruh Indonesia melalui lebih dari 4.000 rekanan apotek,” ujar Komisaris KITA, Wimala Widjaja.