Pria Kalsel Ngaku Punya Rp500 Triliun Hingga Tantang Jokowi, Kalahkan Orang Terkaya RI, Ini Datanya
Dilihat secara sepintas, buku tabungan yang dipegang pria tersebut merupakan Bank BRI.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
"LPS menjamin uang nasabah sebesar Rp 2 miliar per nasabah per bank," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (5/1/2022).
Baca juga: LPS Sebut Kondisi Perbankan Nasional Saat Ini Dalam Kondisi Baik
Purbaya menjelaskan, pelaporan data penjaminan simpanan berbasis nasabah atau Single Customer View (SCV) tercatat di LPS yang bersifat sangat rahasia, sehingga tidak diketahui secara detil terkait misalnya saldo terbanyak dari nasabah di Indonesia.
"Data nasabah individual tercatat pada data SCV yang dikirimkan bank kepada LPS. Namun, data ini sifatnya sangat rahasia," katanya.
Meskipun demikian, publik dapat mengakses data distribusi nominal simpanan dan jumlah rekening secara agregat di setiap kelompok tier simpanan.
"Termasuk yang simpanannya lebih besar dari Rp 5 miliar di website LPS, www.lps.go.id," pungkas Purbaya.
Kalahkan Orang Terkaya RI
Jika pria asal Kalsel tersebut benar miliki uang Rp500 triliun, maka sudah mengalahkan orang terkaya Indonesia versi Forbes.
Diketahui, predikat orang terkaya Indonesia kini dipegang oleh pengusaha Low Tuck Kwong.
Berdasarkan data Real Time Forbes Billionaires List, kekayaan Low Tuck Kwong per hari Minggu (25/12/2022) mencapai US$ 25,2 miliar atau sekitar Rp 393,12 triliun (asumsi kurs Rp 15.600 per dollar AS). Nilai kekayaan Low Tuck itu mengungguli Budi Hartono dan Michael Hartono.
Data Forbes menunjukan, saat ini kekayaan Budi Hartono sebesar US$ 22,1 miliar atau setara Rp 344,76 triliun dan Michael Hartono sebesar US$ 21,3 miliar atau setara Rp 332,28 triliun.
Baca juga: Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya di Indonesia Geser Hartono Bersaudara, Hartanya Rp434,4 Triliun
Pundi-pundi kekayaan Low Tuck memang meningkat pesat sejak awal tahun ini. Pada awal 2022, kekayaan pria yang dikenal dengan julukan raja batu bara itu sebesar US$ 3,7 miliar atau setara Rp 57,72 triliun.
Lonjakan kekayaan pria berusia 74 tahun itu selaras dengan kenaikan harga saham perusahaannya, PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Sampai dengan Jumat (26/12022) kemarin, harga saham emiten batu bara itu telah meroket sekitar 608,97 persen secara year to date ke posisi Rp 18.575 per saham.
Selain tersengat sentimen kenaikan harga batu bara, lonjakan harga saham BYAN disebabkan oleh aksi stock split yang dilakukan perusahaan pada awal Desember lalu.
Semenjak perusahaan memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:10, harga saham BYAN terus menanjak. Adapun saat ini, Low Tuck menjadi pemegang saham mayoritas BYAN.