Tak Terpengaruh Ancaman Resesi Global, Antam: Penjualan Emas Akan Lebih Agresif
Penjualan emas Antam pada 2022 melebihi target yakni 33,8 ton dari yang dipatok sebesar 27 ton.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aneka Tambang (Antam) Tbk optimis ancaman global resesi di 2023 tidak akan mempengaruhi penjualan emas mereka.
Malahan, penjualan emas mereka disebut akan lebih agresif dari sebelumnya.
General Manager Logam Mulia Unit Bisnis Antam Purwanto mengatakan hal itu dapat terjadi karena penjualan mereka tergantung permintaan pasar.
"Jadi, kalau masyarakat merasa nyaman dengan nilainya emas, saya rasa penjualan akan mengikuti grafik atau skematik penjualannya. Seperti itu lah antusias masyarakat," katanya di kawasan Hayam Wuruk, Jakata Barat, Kamis (5/1/2023).
Baca juga: Harga Emas Antam Rabu 4 Januari 2023 Naik Rp 2.000, Kini di Level Rp 1.024.000 per Gram
Purwanto mencatat penjualan emas Antam pada 2022 melebihi target.
Penjualan yang ditargetkan sebesar 27 ton, mampu melewati hingga 33,8 ton.
"Artinya, serapan pasar atau antusias masyarakat menyimpan emas sangat luar biasa," ujar Purwanto.
Ia yakin di tahun-tahun mendatang akan selalu bertambah karena masyarakat sudah mulai paham akan instrumen investasi seperti emas.
Menurut dia, emas merupakan safe-haven atau pelindung nilai dari harta yang disimpan oleh masyarakat secara pribadi.
"Masyarakat mulai melek dengan emas. Artinya, emas bisa dijadikan sarang penyimpanan investasi yang notabene anti inflasi," kata Purwanto.
Sebagai informasi, harga logam mulia atau emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat di level Rp1.031.000 per gram pada Kamis, (5/1/2023).
Jika dibandingkan kemarin (4/1/2023) harga emas Antam naik Rp7.000 per gram. Di mana sebelumnya senilai Rp1.024.000.