Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Banding Terkait Larangan Ekspor Bijih Nikel di WTO Masuk Antrean Panjang, Mendag: Kita Hadapi

Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono belum bisa memastikan kelanjutan dari proses banding ini.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Banding Terkait Larangan Ekspor Bijih Nikel di WTO Masuk Antrean Panjang, Mendag: Kita Hadapi
Foto dokumentasi/OSS
Proses pencampuran nikel cair ke tungku AOD untuk pembuatan stainless steel di pabrik pengolahan bijih nikel PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang terletak di Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara.Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut proses banding nikel Pemerintah Indonesia usai kalah gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) masih berlangsung. 

Pasalnya Indonesia sudah berkomitmen untuk tidak lagi mengekspor bijih nikel ke negara lain.

Tampak sejak ekspor biji nikel dihentikan, Indonesia mengantongi pendapatan hingga Rp 300 triliun dari sebelumnya hanya Rp 20 trilliun.

Jokowi mengatakan, "Meskipun kalah di WTO terkait urusan nikel yang digugat Uni Eropa, tidak apa-apa. Namun, kita harus melakukan banding."

Baca juga: Perusahaan Hilirisasi Nikel Serap Tenaga Kerja di Tengah Gelombang PHK Startup

Selain itu Jokowi menambahkan agar jangan mengekspor dalam bentuk bahan mentah.

Ekspor dalam bahan mentah harus dihentikan karena Indonesia sudah beratus tahun melakukan hal itu.

Jokowi menegaskan untuk mencari investor, investasi supaya mendapatkan nilai tambah.

"Meskipun kita kalah di WTO, kita kalah urusan nikel ini digugat Uni Eropa. Enggak apa-apa, saya sudah sampaikan ke Menteri (ESDM) (ajukan) banding," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Berita Rekomendasi

"Usahakan kita jangan ekspor dalam bentuk bahan mentah, raw material. Sudah beratus tahun kita mengekspor itu, setop. Cari investor, investasi agar masuk ke sana sehingga nilai tambahnya ada," ucap dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas