Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ramai-ramai Jual SPBU Secara Online, Diduga Kalah Saing dengan Produk Asing, Pertamina Tak Terima

Di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat dijual SPBU seharga Rp15 miliar dengan luas bangunan 2.000 meter persegi.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ramai-ramai Jual SPBU Secara Online, Diduga Kalah Saing dengan Produk Asing, Pertamina Tak Terima
Tangkapan Layar dari situs Lamudi
Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di berbagai wilayah dijual oleh pemiliknya melalui situs online. Satu di antaranya melalui situs Lamudi. SPBU di TB Simatupang, Jakarta Selatan dijual seharga Rp120 miliar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di berbagai wilayah dijual oleh pemiliknya melalui situs online.

Satu di antaranya melalui situs Lamudi, di mana pom bensin atau SPBU di Dramaga, Bogor dengan harga Rp27 miliar.

"SPBU Darmaga Bogor Luas Tanah : 1.750 m2 Ruang Kantor 2 lantai 4 Canopy 4 Dispenser Tatsuno Baru 5 Tangki Timbun 1 Tangki Gantung Product TR : Pertamax Pertalite Pertamina Dex Bio Solar Fasilitas lain : ATM Center Pangkalan Lpg Olie Store Musholla Toilet Pengisian Nitrogen Both penjualan motor dll Lokasi Ramai, jalur Angkot, Truk, Bus Dan Mobil Pribadi Omzet : 23 KL/Hari Harga : 27 Milyar," tulis penjual SPBU yang dikutip Tribunnews, Jumat (6/1/2022).

Baca juga: VIRAL Puluhan Kendaraan Mogok Usai Isi Pertalite di Karawang, Dipicu Tangki BBM SPBU Kemasukan Air

Selain di wilayah Bogor, ada juga yang menjual SPBU di TB Simatupang, Jakarta Selatan, senilai Rp120 miliar.

SPBU tersebut terdapat keterangan memiliki luas bangunan 2.600 meter persegi.

Selanjutnya, di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat dijual SPBU seharga Rp15 miliar dengan luas bangunan 2.000 meter persegi.

Kemudian ada di daerah Purworejo, SPBU dijual seharga Rp30 miliar dengan luas bangunan 3.000 meter persegi, dan masih banyak di daerah lainnya dengan harga beragam.

Berita Rekomendasi

Diduga Kalah Saing

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengungkapkan, meskipun kepastian pasar cukup besar, namun biaya operasional termasuk pajak penjulan cukup tinggi, terutama di kawasan tertentu.

Hal inilah yang menyebabkan fenomena pom bensin Pertamina marak dijual.

“Fenomena itu menurut saya, memang karena margin atau profit dari bisnis SPBU eceran itu kecil sekali itu. Meskipun ada kepastian pasar yang cukup besar, biaya operasionalnya termasuk pajak penjualan, PBB-nya cukup tinggi. Sehingga makin memperkecil profit,” kata Fahmy yang dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, kawasan strategis di kota besar, seperti Jakarta dinilai kalah saing dengan SPBU asing.

Hal ini termasuk servis yang lebih baik pada SPBU asing, dibandingkan dengan SPBU Pertamina.

“Saya menduga, SPBU Pertamina kalah saing dengan SPBU asing, apalagi kalau posisinya berdekatan dengan SPBU asing, karena servis SPBU asing lebih baik, jadi konsumennya berpindah,” ungkap dia.

Baca juga: Harga Terbaru BBM di Seluruh SPBU Pertamina: Pertamax, Pertalite, Solar hingga Pertamina Dex

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas