Ramai-ramai Jual SPBU Secara Online, Diduga Kalah Saing dengan Produk Asing, Pertamina Tak Terima
Di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat dijual SPBU seharga Rp15 miliar dengan luas bangunan 2.000 meter persegi.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
“Pertamina harus lebih baik, kalau tidak itu pasti kalah bersaing, meskipun harganya sama. Orang akan cenderung memilih SPBU asing, tapi kan SPBU asing belum sebanyak milik Pertamina, itulah yang menyebabkan Pertamina (mungkin) kurang mensyaratkan service yang standar,” tambahnya.
Di sisi lain, Fahmy juga menyoroti potensi peralihan dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik.
Ini juga dinilai menjadi sunset bagi bisnis SPBU Pertamina, dimana akan ada banyak masyarakat yang beralih dari menggunakan BBM ke listrik.
“Kedepan, SPBU itu juga akan memasuki sunset industri, akan kenggelam jika komunitas mobil listrik semakin besar, dan mereka banyak yang beralih ke mobil listrik. Sehingga penjualan di SPBU semakin berkurang,” tegas dia.
Pertamina Tak Terima
Pihak PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, Pertamina Patra Niaga tidak terima maraknya penjualan SPBU Pertamina disebut karena kalah saing dengan SPBU asing.
“Ada yang jual, kan itu haknya pengusahanya, tapi bukan karena kalah saing dengan SPBU asing dong,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (6/1/2023).
Irto mengatakan, di sepanjang tahun 2022 saja, ada tambahan jumlah SPBU sebanyak 170 SPBU baru. Ia mengatakan hal itu menunjukkan bisnis SPBU masih memiliki prospek yang bagus ke depannya.
“Tahun 2022 saja ada tambahan lebih dari 170 SPBU baru. Pertamina menawarkan berbagai keunggulan sebagai Mitra SPBU,” ujar Irto.
Baca juga: Permudah Dapatkan BBM, BPH Migas Pastikan Pemerataan SPBU di Pedesaan Toba
“Ke depan akan lebih kompetitif, SPBU Pertamina bukan hanya sekadar tempat pembelian BBM, tapi bisa menjadi one stop service,” lanjut dia.
Dia menjabarkan, beberapa solusi one stop service di SPBU Pertamina akan difokuskan, seperti penjualan produk pelumas, elpiji, hingga mini market.
"Misalnya kerja sama dengan produk Non Fuel Retail (Pelumas, elpiji, hingga brand makanan, mini market, maupun brand skala internasional maupun lokal),” ucap Irto.
(Tribunnews.com/Kompas.com)