Dipimpin China, Lalu Lintas Udara Global Diprediksi Meningkat Pesat di 2023
Lalu lintas udara global diprediksi akan meningkat pesat pada tahun ini dan kembali ke tingkat pra-pandemi COVID-19 pada bulan Juni.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG - Lalu lintas udara global diprediksi akan meningkat pesat pada tahun ini dan kembali ke tingkat pra-pandemi COVID-19 pada bulan Juni.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan hari ini, Senin (16/1/2023), perusahaan penyewaan pesawat internasional Avolon mengatakan pihaknya memperkirakan pemulihan penuh dalam lalu lintas udara global selama beberapa bulan mendatang, yang dipimpin oleh China.
CEO Avalon, Andy Cronin, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa China akan menjadi pendorong utama, yang akan membantu mendorong aktivitas lalu lintas udara global setelah "penurunan dua pertiga lalu lintas yang didorong oleh pandemi."
Baca juga: China Hadapi Lonjakan Penumpang Transportasi Umum di Tengah Gelombang COVID-19
Melansir dari CNN, China menghapus kewajiban karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri, setelah tiga tahun memperketat mobilitas pelaku perjalanan luar negeri guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19.
Langkah tersebut diperkirakan dapat mendorong bisnis di seluruh dunia untuk mempersiapkan kembalinya wisatawan asal China dalam melakukan perjalanan ke luar negeri.
Berita tersebut semakin mencerahkan prospek sektor penerbangan, yang telah mengalami "pemulihan lalu lintas penumpang sebesar 70 persen tahun lalu yang dipimpin oleh pemulihan di Eropa dan Amerika Utara," kata Avolon.
Pada tahun ini, maskapai penerbangan mengharapkan lebih banyak kabar baik.
Mereka diproyeksikan akhirnya mendapatkan kembali pijakan keuangannya, tambah Avolon.
Dalam perkiraan yang dirilis pada bulan lalu, International Air Transport Association (IATA) memperkirakan bahwa maskapai penerbangan akan menghasilkan keuntungan sebesar 4,7 miliar dolar AS pada tahun ini, meskipun ada kekhawatiran akan adanya resesi global.
Avolon juga membagikan perkiraan yang sama dalam laporannya hari ini.
Baca juga: Daftar 20 Maskapai Paling Aman di Dunia, Airlines Dari Indonesia Ada?
Ini akan menandai pertama kalinya sektor penerbangan menghasilkan uang sejak 2019, karena pesawat kembali terbang setelah bertahun-tahun menghadapi pembatasan COVID-19 yang mengurangi permintaan perjalanan udara.
Saat ini, lalu lintas udara global telah kembali sekitar 75 persen dari level November 2019, kata IATA pada pekan lalu.
Maskapai penerbangan Asia Pasifik menjadi yang paling menonjol dalam data lalu lintas udara global terbaru, menikmati hampir 374 persen “peningkatan lalu lintas November dibandingkan dengan November 2021, yang merupakan tingkat tahun-ke-tahun terkuat di antara kawasan,” tambah asosiasi tersebut.
Baca juga: Maskapai Penerbangan Jetstar Minta Maaf ke Penumpang Usai Pesawatnya Ditolak Mendarat di Bali
Proyeksi industri penerbangan terbaru oleh IATA, yang dikeluarkan pada Desember tahun lalu, lebih konservatif daripada perkiraan Avolon, dengan permintaan penumpang di seluruh dunia “diperkirakan akan mencapai 85,5% dari level 2019 selama tahun 2023.”
Namun karena penumpang terus kembali, para ahli memperingatkan industri penerbangan dapat menghadapi tantangan lain.
“Permintaan perjalanan bukan lagi kendala untuk pemulihan, tetapi kapasitas maskapai penerbangan untuk mengudara,” kata Avolon dalam pernyataannya.
“Penundaan pengiriman telah menjadi endemik dan kekurangan pesawat muncul mengingat hilangnya produksi 2.400 pesawat yang telah direncanakan tetapi tidak dibangun karena pandemi.” sambung Avolon.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.