Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menjelang Siang, Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis di Level Rp14.967 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah masih akan berfluktuasi dan diprediksi cenderung mengalami penguatan pada penghujung pekan ini.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Menjelang Siang, Nilai Tukar Rupiah Melemah Tipis di Level Rp14.967 per Dolar AS
KONTAN/Carolus Agus Waluyo
Ilustrasi-Petugas teller memperlihatkan pecahan 100 dolar AS di salah satu bank di Tangerang Selatan. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp14.967 pada Jumat pagi pukul 10.15 WIB (27/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp14.967 pada Jumat pagi pukul 10.15 WIB (27/1/2023).

Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 20 poin.

Sebelumnya pada kemarin (26/1/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.967.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Bergerak Melemah, Pagi Ini di Level Rp14.933 per Dolar AS

Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, nilai tukar rupiah masih akan berfluktuasi dan diprediksi cenderung mengalami penguatan di penghujung pekan (27/1/2023).

"Untuk perdagangan besok (hari ini), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.920 hingga Rp15.990," ucap Ibrahim dalam analisanya, (26/1/2023).

Sebelumnya pada sore kemarin rupiah mengalami penguatan di level Rp14.947 per dolar AS.

Berita Rekomendasi

Menurut Ibrahim, hal ini dipengaruhi faktor internal maupun eksternal.

Untuk faktor eksternal, penguatan rupiah didorong sentimen melemahnya indeks dolar AS.

"Dolar bertahan mendekati level terendah delapan bulan pada hari Kamis, karena musim pendapatan perusahaan AS yang suram memicu kekhawatiran resesi dan karena para pedagang tetap waspada menjelang serangkaian pertemuan bank sentral minggu depan," ucap Ibrahim.

Sementara untuk faktor internal, menguatnya rupiah didorong prediksi ekonomi nasional yang diyakini akan tetap tumbuh.

Bank Indonesia memproyeksi di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen.

Penghapusan PPKM membuat keyakinan masyarakat meningkat. Mobilitas masyarakat meningkat dan konsumsi rumah tangga juga akan membaik.

Begitu pula dengan investasi yang diperkirakan mengalami peningkatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas