Tiru The Fed, Bank Sentral Inggris Kerek Suku Bunga Acuan 4 Persen, Tertinggi Sejak 2008
Dengan mengerek Bank Rate menjadi 4,0 persen atau sekitar 50 basis poin, dari sebelumnya suku bunga acuan Inggris berada di kisaran level 3,5 persen.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Tak lama setelah The Fed memperketat kebijakan moneternya sebesar seperempat point, Bank Sentral Inggris (BoE) turut mengumumkan kenaikkan suku bunga acuan untuk ke-10 kali pada Kamis (2/2/2023).
Dengan mengerek Bank Rate menjadi 4,0 persen atau sekitar 50 basis poin, dari sebelumnya suku bunga acuan Inggris berada di kisaran level 3,5 persen.
Kenaikkan ini menjadi yang tertinggi yang pernah dilakukan BoE sejak 14 tahun lalu tepatnya pada 2008.
Baca juga: Mayoritas Bursa Saham Asia Menghijau Seiring Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed Sebesar 25 Bps
Langkah agresif yang diambil BoE ini dimaksudkan untuk menyelamatkan Inggris dari lonjakan inflasi, mengingat selama beberapa bulan terakhir laju inflasi di Inggris terus mencatatkan kenaikan tajam.
Reuters mencatat per Desember 2022 inflasi di Inggris telah mencapai 10,5 persen, imbas meningkatnya harga pangan dan energi di pasar global.
Dengan angka tersebut sejumlah pakar ekonomi mengindikasi bahwa Inggris saat ini telah memasuki puncak inflasi.
Kekhawatiran ini yang mendorong BoE untuk terus menaikkan suku bunga acuannya agar inflasi dapat melandai di level 4 persen pada akhir tahun 2023.
Dana Moneter Internasional (IMF) bahwa perekonomian Inggris juga akan berkontraksi hingga 0,6 persen pada tahun ini.
IMF bahmenuturkan kan menyebut Inggris sebagai satu - satunya negara maju yang mengalami perlambatan ekonomi selama 2023.
Baca juga: Mayoritas Bursa Saham Asia Menghijau Seiring Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed Sebesar 25 Bps
Walau resesi yang akan dialami Inggris tergolong dangkal, namun tekanan ini berpotensi memicu bertambahnya pengangguran mencapai angka 6,5 persen.
Jumlah ini melonjak dari jumlah di tahun lalu, lantaran semakin banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja ketimbang menyerap karyawan baru.
Kendati di tahun 2023 Inggris menghadapi perlambatan ekonomi yang tajam, namun di tahun 2024 IMF melihat respon positif pada perekonomian Inggris dengan tumbuh sebesar 0,9 persen, angka ini tumbuh seiring dengan meredanya ancaman resesi pasar global.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.