Kejayaan Zoom Meredup Dihantam Landainya Kasus Covid-19, PHK Ribuan Karyawan dan Harta Bos Menyusut
PHK di perusahaan Zoom semakin mengisyaratkan bahwa industri teknologi di Amerika kini tengah diguncang kemerosotan tajam.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, - Melandainya kasus virus Covid-19 di berbagai negara hingga dimulainya aktivitas kembali normal, membuat kekajayaan perusahaan aplikasi pertemuan daring Zoom mulai berakhir.
Untuk menjaga roda bisnis tetap berjalan, Zoom pun akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan atau sekitar 15 persen dari semua total karyawan globalnya.
Pada tahun lalu, saham Zoom dilaporkan turun lebih dari 63 persen dan keuntungan diperkirakan anjlok 38 persen.
Khawatir ancaman ini akan semakin memicu kemunduran bagi Zoom, Eric Yuan selaku CEO terpaksa mengambil langkah agresif dengan memangkas ribuan karyawan demi mencegah perlambatan kinerja perusahaan.
Baca juga: Moladin Dikabarkan PHK Karyawan, Ratusan Karyawan Diprediksi Kehilangan Pekerjaan
“Saat dunia beralih ke kehidupan pasca-pandemi, kami melihat bahwa pelanggan mulai mengurangi penggunaan layanan. Kondisi kian diperparah dengan ketidakpastian ekonomi global, sehingga kami perlu mengambil upaya keras untuk mengatur ulang diri kami sendiri agar dapat mengatasi ancaman krisis," jelas Yuan dalam pengumuman yang dirilis pada Selasa (7/2/2023).
Yuan menjanjikan sejumlah hak bagi mantan karyawannya, seperti memberikan gaji selama 16 minggu kedepan serta perlindungan perawatan kesehatan.
Tak tanggung – tanggung untuk menyukseskan rencana ini Zoom bahkan telah menyiapkan dana sebesar 50 juta dolar AS hingga 68 juta AS. Meski langkah ini semakin memperparah jumlah pengangguran di kawasan AS.
Namun, Zoom menjelaskan bahwa cara ini harus diambil demi menyelamatkan perusahaan dari ancaman resesi dan krisis pasar global.
Selain memangkas jumlah karyawan, dalam pengumuman yang dirilis pada Selasa kemarin Zoom juga berencana untuk menghapuskan bonus tahunan serta memotong gaji sejumlah petinggi selama 2023 agar dapat menutup kerugian perusahaan.
“Sebagai CEO dan pendiri Zoom saya akan bertanggung jawab, dengan mengurangi gaji petinggi termasuk haji saya sendiri selama tahun fiskal 2023 dengan memangkas sekitar 98 persen,” ujar Yuan seperti yang dikutip dari Reuters.
Sebelum mengalami kemunduran Zoom pernah tercatat sebagai platform penyedia layanan video conference paling terpopuler di dunia, bahkan zoom dapat mencatatkan lonjakan pendapatan hingga tembus mencapai 191 persen year-on-year (yoy) pada kuartal pertama tahun 2021.
Kenaikan ini terjadi setelah sejumlah perusahaan hingga institusi pendidikan dari berbagai negara mulai menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home, sebagai imbas dari pembatasan wilayah akibat meningkatnya kasus Covid-19.
Kondisi ini lantas mendorong masyarakat dunia untuk beralih menggunakan konferensi video sebagai media untuk berkomunikasi.
Baca juga: Tajir Melintir saat Pandemi, Kekayaan CEO Zoom Eric Yuan Mulai Tergerus, Ratusan Karyawan Kena PHK
Setelah pasar global dihantam inflasi, platform Zoom mengalami kendala dalam meningkatkan kualitas. Hal tersebutlah yang membuat pelanggan Zoom mulai berpaling ke platform penyedia layanan video conference lain.