Rhenald Kasali Paparkan Modus Penipuan Adani Group Milik Orang Terkaya Nomor Tiga di Dunia
Jokowi mengingatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan pengawasan industri jasa keuangan di Tanah Air agar tidak seperti Adani Group.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Rhenald memaparkan, fraud atau penipuan Adani Group dengan memberikan informasi yang tidak benar kepada investor, di mana kinerja keuangannya digoreng sedemikian rupa.
"Tapi ternyata tumbuhnya tidak sesuai dengan laporan keuangannya yang dibuka lebih jauh, ternyata Net Debt dibandingkan EBITDA-nya itu dikatakan angkanya sangat tinggi antara 2 sampai 16 kali. Sedangkan rata-rata industri itu hanya 1,3 sampai 6 kali. Kok bisa? mereka memiliki kemampuan ketika bisnisnya hanya energi, bandara, dan pelabuhan," ujarnya.
"Bandara pada saat itu sedang sulit, bahkan saat pandemi pelabuhan kesulitan mengirim barang pegawainya sedang lockdown saat itu," sambung Rhenald.
Lalu, jika dilihat lagi bisnis-bisnis Adani Group yang terlihat maju, sebetulnya bergerak lambat tapi angkanya sangat menarik.
Baca juga: Skandal Besar Adani Group Lenyapkan 50 Persen Harta Orang Terkaya di Asia, Begini Kronologinya
"Kemudian diperiksa lagi yang dilihat current ratio, terutama ini ditelisik untuk melihat apakah ada risiko likuiditas yang ada di perusahaan. Ternyata sebagian perusahaan ini mengalami resiko itu karena current ratio-nya di bawah satu," kata Rhenald.
Ia menyebut, keuangan dalam perusahaan Adani terkumpul banyak karena terdapat pinjaman yang didapatkan dari dana publik melalui pasar modal di India.
Bahkan, Adani Group pun sedang dilakukan investigas oleh pemerintah India karena melakukan penggelapan pajak dan penipuan yang dilakukan sejumlah keluarga Adani yang ada di perusahaan.
Lalu yang menarik lagi, dalam menggoreng saham Adani Group, terlibat adik mantan PM Inggris yakni Jo Johnson.
Jo Johnson ini orang yang mendorong investor kakap global untuk investasi di perusahaan Group Adani melalui pembelian saham perusahaan tersebut di pasar modal India.
"Saat mereka tarik saham (jual) di pasar modal India, dalam tempo 10 hari nilainya turun saham Adani 50,3 persen," paparnya.
Baca juga: Tertimpa Sejumlah Skandal, Harta Crazy Rich Ini Menguap Rp 1.594 T, Adani Bukan Lagi Terkaya Asia
Berkaca dalam kasus Adani, Rhenald pun mengimbau kepada perusahaan di tanah air untuk mengelola perusahaan secara baik dan transaparan.
Ketika perusahaan tumbuh, dan kemudian menjadi perusahaan publik dengan menjual sahamnya ke masyarakat, maka harus dijaga kepercayaan publik.
"Ketika kita mengelola uang orang lain, maka kita harus mejaga kepercayaan itu, dengan sistem, dengan akunting yang benar dengan menjaga secara berhati-hati dan bisa diperganggungjawabkan," paparnya.