Heboh Kasus Madoff of India, Rhenald Kasali Beberkan Cara Cepat Gautam Adani Raup Kekayaan
Kasus penipuan yang menyeret Adani Group, perusahaan milik orang terkaya di India yaitu Gautam Adani, tiba-toba ramai diperbincangkan.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
"Kemudian dilihat lagi bisnis-bisnis yang terlihat maju ini, sebetulnya bergerak lambat tapi angkanya sangat menarik," sebut Rhenald.
"Ternyata sebagian perusahaan ini mengalami resiko itu karena current ratio-nya di bawah satu. Resiko besar dan profitnya tidak begitu kuat, dan ternyata di dalamnya terjadi pinjaman dalam perusahaan dengan nilai yang sangat besar. Jadi mereka mendapat dana dari publik tapi mereka menggunakan uang itu sendiri," sambungnya.
Para peneliti di Hindenburg juga membocorkan rahasia bahwa pemerintah India sedang menginvestigasi perusahaan, karena masalah penggelapan pajak, fraud atau penipuan yang dilakukan anggota keluarga Adani yang memimpin perusahaan.
Muncul nama-nama anggota dan kerabat Adani Family yang sebelumnya asing di telinga publik, seperti Rajesh Adani, Vinod Adani, Samir Vora yang ternyata terlibat sejumlah penipuan.
Para peneliti melakukan konfirmasi dengan mengirim 88 pertanyaan, dan mereka mengakui hanya sekitar 50 persen yang dijawab pihak Adani Group.
Pertanyaan yang dijawab juga lebih banyak terkait isu-isu tentang nasionalisme dan bukan menyangkut soal fraud atau penipuan yang mereka lakukan.
"Apa sih isu nasionalisme yang mereka persoalkan, yang pertama Adani turut membantu pertumbuhan ekonomi India, kedua mereka juga mengklaim Barat tidak senang karena tiba-tiba menyaksikan ada orang terkaya nomor tiga itu dari Asia,dari India, jadi mereka (Barat) mungkin tidak dapat menerima," ungkap Rhenald.
Yang menarik, ketika Adani Group menggoreng sahamnya terlibat juga nama adik mantan perdana menteri Inggris Boris Johnson yaitu Jo Johnson yang menjadi pimpinan di Elara Capital.
Jo Johnson adalah pihak yang mendorong investor kakap global, termasuk BlackRock, untuk berinvestasi di perusahaan Adani Group melalui pembelian saham perusahaan tersebut di pasar modal India.
Jadi cukup banyak investor internasional, dan mereka inilah yang menarik sahamnya dari India yang berakibat goncangan pasar modal India, sebut Rhenald.
"Setelah isu ini mencuat Jo Johnson memilih untuk mengundurkan diri. Simple saja bukan? mereka cuci tangan dengan cara yang demikian," ujarnya.
*Isu Geopolitik*
Selain itu, muncul spekulasi yang menyebut adanya masalah geopolitik yang berada di balik kasus Adani group.
"Kita ketahui selama ini NATO sedang mencari kawan di Asia Selatan, setelah di Asia Timur mendapat Jepang dan Korea Selatan untuk menghadapi isu Taiwan kalau sewaktu-waktu Tiongkok menyerang, maka sekaranglah dibangun kekuatan di Asia Selatan," ungkap Rhenald.
"Pertanyaannya adalah siapa yang bisa membantu untuk menahan Tiongkok, jawabannya adalah India, maka tidak diherankan kedua bangsa ini sering terlibat konflik. Geopolitik memang berat sekali," tambahnya.