Gara-gara Kritik Aktivis Lingkungan, Presiden Bank Dunia David Malpass Mengundurkan Diri
Presiden Bank Dunia David Malpass mengumumkan dia akan meninggalkan jabatannya jauh sebelum masa jabatannya berakhir.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Bank Dunia David Malpass mengumumkan dia akan meninggalkan jabatannya jauh sebelum masa jabatannya berakhir.
Keputusan tersebut diumumkan pada Rabu (15/2/2023), dan Malpass akan meninggalkan jabatannya pada akhir Juni 2023. Sementara masa jabatannya selama lima tahun sebagai Presiden Bank Dunia akan berakhir pada April 2024.
Malpass, yang mendapat jabatannya setelah ditunjuk oleh mantan presiden AS Donald Trump pada 2019, memberi tahu keputusan pengunduran dirinya kepada Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa (14/2/2023), kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Baca juga: Bank Dunia Pangkas Prospek Pertumbuhan Ekonomi China Menjadi 2,7 Persen Pada Tahun Ini
“Merupakan kehormatan dan keistimewaan yang luar biasa untuk melayani sebagai Presiden lembaga pembangunan utama dunia,” kata Malpass dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari CNN.
Malpass mendapat tekanan dari Yellen dalam beberapa bulan terakhir agar mempercepat reformasi yang bertujuan mengubah cara Bank Dunia beroperasi, untuk memastikan pemberian pinjaman yang lebih luas dalam memerangi perubahan iklim dan tantangan global lainnya.
Menanggapi pengunduran diri Malpass, Yellen berterima kasih atas pengandiannya selama menjabat sebagai Presiden Bank Dunia.
"Dunia mendapat manfaat dari dukungannya yang kuat untuk Ukraina dalam menghadapi invasi ilegal dan tidak beralasan Rusia, pekerjaan vitalnya untuk membantu rakyat Afghanistan, dan komitmennya untuk membantu berpenghasilan rendah. negara mencapai keberlanjutan utang melalui pengurangan utang," ungkap Yellen, seperti yang dikutip dari Reuters.
Yellen menambahkan, Amerika Serikat akan segera mencalonkan pengganti Malpass dan berharap dewan bank melakukan "proses nominasi yang transparan, berdasarkan prestasi dan cepat untuk presiden Bank Dunia berikutnya."
Sesuai tradisi lama, pemerintah AS memilih kepala Bank Dunia, sementara para pemimpin Eropa memilih pemimpin Dana Moneter Internasional (IMF).
Malpass mengambil alih kepemimpinan Bank Dunia pada April 2019 setelah menjabat sebagai pejabat tinggi urusan internasional di Departemen Keuangan AS dalam pemerintahan Trump.
Baca juga: Bank Dunia Melihat Perdagangan Indonesia Tumbuh Melambat dalam Empat Dekade Terakhir
Sebelumnya, dia menjabat sebagai kepala ekonom di bank investasi Bear Stearns yang sekarang sudah tidak beroperasi selama lebih dari satu dekade.
Pada tahun fiskal 2022, Bank Dunia berkomitmen mengucurkan lebih dari 104 miliar dolar AS untuk proyek-proyek di seluruh dunia, menurut laporan tahunan bank tersebut.
Tuai Kritikan Terkait Isu Iklim
Tekanan yang mengguncang kepemimpinan Bank Dunia telah membuka jalan bagi presiden baru yang akan mereformasi lembaga keuangan internasional itu agar lebih agresif menanggapi perubahan iklim, yang telah dibangun selama lebih dari dua tahun oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pemimpin dunia lainnya, dan kelompok lingkungan.
Pada November 2021, Penasihat Khusus untuk Sekretaris Jenderal PBB untuk Perubahan Iklim, Selwin Hart, menyebut Bank Dunia “bermain-main sementara dunia berkembang terbakar” dan menyebut lembaga itu “berkinerja buruk” dalam aksi iklim.
Baca juga: Badai PHK Sudah Terjadi di Indonesia, 85 Ribu Lebih Karyawan Telah Dirumahkan, Ini Kata Bank Dunia
Tekanan yang diterima Malpass kembali menyala pada September lalu, ketika kepala Bank Dunia itu menolak mengonfirmasi apakah dia menerima konsensus ilmiah terkait dampak negatif dari bahan bakar fosil terhadap bumi, yang menuai kecaman dari Gedung Putih dan aktivis iklim.
Kepergian Malpass dari kursi Presiden Bank Dunia disambut baik oleh kelompok pecinta lingkungan.
"Ini adalah berita bagus. Sulit untuk memikirkan presiden Bank Dunia yang lebih cocok daripada dugaan penyangkal iklim dan kepala ekonom Bear Stearns menjelang resesi 2008," kata Global Public Finance Campaign Co-Manager di Oil Change International, Bronwen Tucker.
Pengganti Malpass
Kepergian Malpass dari jabatannya pada akhir tahun fiskal di akhir Juni nanti adalah waktu yang wajar, kata seorang sumber yang mengetahui keputusan Malpass.
Keputusannya tersebut dinilai akan memberi penggantinya waktu yang cukup untuk menerapkan reformasi sebelum pertemuan bersama Bank Dunia dan IMF di Maroko pada Oktober.
Dua pesaing teratas untuk posisi tersebut adalah Samantha Power, yang saat ini memimpin Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan pernah menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB di bawah Presiden Barack Obama, dan Rajiv Shah, mantan administrator USAID di bawah Obama dan saat ini menjadi presiden dari kelompok filantropis Rockefeller Foundation.
Gubernur Bank Dunia diharapkan dapat menyetujui "peta jalan evolusi" bank untuk reformasi yang menggabungkan perubahan yang diminta AS, seperti penyesuaian neraca yang membebaskan tambahan 2 miliar dolar AS untuk pinjaman pada tahun fiskal 2024, pada pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia yang ditetapkan pada pertengahan April.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.