Terdampak Sanksi Barat atas Invasi ke Ukraina, Ekonomi Rusia Menyusut 2,1 Persen pada 2022
Pada April 2022, Bank Dunia memperkirakan perekonomian Rusia akan terkontraksi sebesar 11,2 persen.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Perekonomian Rusia mengalami kontraksi sebesar 2,1 persen pada tahun lalu.
Menurut Badan Statistik Federal Rusia, kontraksi tersebut disebabkan oleh sanksi Barat yang diberlakukan atas invasi Moskow ke Ukraina.
“Industri manufaktur dan perdagangan grosir dan eceran termasuk di antara sektor-sektor yang mengalami kontraksi pada 2022, sementara pertanian, perhotelan, konstruksi, dan pertambangan mencatatkan pertumbuhan,” kata Badan Statistik Federal Rusia.
Baca juga: Menjelang Satu Tahun Invasi ke Ukraina, Apa Kabar Ekonomi Rusia?
“Ekspor mengalami peningkatan dari 9,3 persen menjadi 12,8 persen,” tambahnya.
Sebelum konflik di Ukraina dimulai, pemerintah Rusia memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 3 persen pada 2022.
Pada April 2022, Bank Dunia memperkirakan perekonomian Rusia akan terkontraksi sebesar 11,2 persen.
“Karena invasinya ke Ukraina, Rusia menghadapi sanksi ekonomi terkoordinasi terbesar yang pernah dikenakan pada suatu negara,” kata Bank Dunia.
"Ekonomi Rusia akan terpukul sangat keras, dengan resesi yang dalam membayangi pada 2022. PDB diperkirakan akan menyusut 11,2 persen, dengan sedikit pemulihan dalam dua tahun berikutnya," sambungnya.
Untuk tahun ini, Pemerintah Rusia memperkirakan ekonomi negaranya masih akan berkontraksi sebesar 0,8 persen.
Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (IMF) meramal ekonomi Rusia akan tumbuh sebesar 0,3 persen di tahun ini, berkat ekspor komoditasnya yang tangguh.