Jokowi Ingin Pasokan Beras Cukup, Tapi Harganya Belum Turun
Jokowi meminta agar seluruh jajarannya terutama kepala daerah memantau dan menjaga produksi pangan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski telah dipasok dengan impor dari luar negeri, harga beras masih tetap tinggi.
Hal ini menjadi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia meminta agar seluruh jajarannya terutama kepala daerah memantau dan menjaga produksi pangan.
Kepala negara menginginkan agar masyarakat Indonesia mendapatkan kecukupan beras, sebagai bahan pokok utama.
Baca juga: Hari Ini Harga Beras Mengalami Kenaikan, Berikut Daftar Harga di Semua Provinsi
Jokowi tak ini Indonesia seperti negara-negara lain saat ini yang mengalami permasalahan pangan.
"Di tempat kita kelihatannya normal-normal saja. Tapi hati-hati tolong ini juga dipantau dan dijaga betul.
Produksi beras kita utamanya, produksi beras kita ini berapa sih, pastikan betul itu cukup di daerah masing-masing," ujarnya dalam Pembukaan Rakernas APPSI Tahun 2023, yang disiarkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (23/2/2023).
Daerah yang memiliki potensi produksi beras kurang diminta untuk melakukan kolaborasi dengan daerah lainnya yang memiliki surplus.
Hal tersebut untuk menghindari adanya kekurangan pasokan di tiap daerah.
Selain meminta kepala daerah untuk menjaga pasokan pangan di tiap daerahnya, Ia juga meminta setiap para Gubernur untuk menjaga harga pangan.
Baca juga: Kapolda Banten Janji Bakal Usut Kasus Beras Oplosan Bulog hingga Tuntas
"Kenapa saya sekarang setiap ke daerah, saya cek ke pasar, lihat ke pasar, meski satu dua pasar. Saya ingin kontrol dan pastikan barang itu ada, kalau barang ada kedua harganya benar atau ngga benar, karena menyangkut inflasi," paparnya.
Pasalnya, inflasi di bulan lalu ia mengungkapkan, hampir 50 persen dipengaruhi karena kenaikan harga beras. Maka Presiden meminta semua pihak untuk berhati-hati dalam menjaga pasokan dan harga pangan, utamanya beras.
"Hati-hati mengenai ini. Jangan dianggap remeh, karena kejadian di negara lain sudah sangat parah. Hati-hati. Sekali lagi saya ingin kita memiliki sense yang sama mengenai urusan pangan," tegasnya.
Ia tak ingin terjadi pasokan pangan kekurangan lantaran produksinya tak dikontrol. Hingga membuat kesusahan dalam memenuhinya. Di mana dengan kondisi dunia saat ini impor pangan, terutama beras tidak mudah dilakukan.
Baca juga: Harga Beras Medium dan Premium Hari Ini Naik, Berikut Daftar Lengkap dari Berbagai Provinsi
Kesulitan impor beras dirasakan Indonesia saat ingin mendapatkan beras dari luar negeri untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) akhir tahun lalu.
"Karena sekarang mereka semua pegang semuanya. Tidak ada yang bisa. Kita kemarin mau impor 500.000 ton saja dicari ke negara yang biasanya stoknya menumpuk mereka nggak mau keluarin.
Mereka ingin jaga-jaga, karena mereka tahu di tahun ini akan ada El Nino. Ini yang kita semua harus ngerti dan semua harus berjaga-jaga," jelasnya.
Harga Masih Tinggi
Harga rata-rata beras hari ini dari berbagai provinsi di Indonesia mengalami kenaikan.
Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag) pada Kamis (23/2/2023), harga beras belum turun juga setelah pada pekan lalu mengalami kenaikan.
Akhir pekan lalu tercatat beras medium naik 0,85 persen menjadi Rp 11.800 per kilogram.
Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Yakin Harga Beras akan Turun Bulan Depan, Ini Penyebabnya
Sedangkan harga beras premium naik 0,74 persen, kini per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 13.600.
Bila dilihat dari tiap provinsi, kenaikan harga beras medium paling tinggi dapat ditemui di Nusa Tenggara Timur. Di situ, harganya naik 4,48 persen.
Kemudian, diikuti oleh DKI Jakarta yang kenaikannya mencapai 3,75 persen. Sulawesi Barat berada di posisi ketiga yang mengalami kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 3,71 persen.
Sedangkan untuk beras premium, Sulawesi Barat menjadi provinsi yang kenaikannya paling tinggi, mencapai 5 persen
Nusa Tenggara Timur kembali masuk ke daftar kenaikan tertinggi. Harga beras premium di provinsi tersebut naik 4,14 persen. Lalu, DKI Jakarta berada posisi ketiga dengan kenaikan sebesar 2,58 persen. (Kontan.co.id/Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.