Usai IPO, Pertamina Geothermal Energy Kejar Pengembangan Kapasitas Panas Bumi 1.272 MW
PGE menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW di 2027.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) telah resmi mencatatkan sahamnya di perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham PGEO.
Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan meraup dana sebesar Rp9,05 triliun usai melepas 10,35 miliar saham dengan harga Rp875 per saham.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto, menyampaikan pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) untuk mendukung rencana perseroan mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027.
"Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027," ujar Ahmad dalam keterangannya, Sabtu (25/2/2023).
Dalam menawarkan saham IPO, kata Ahmad, perseroan telah menyelesaikan roadshow ke sejumlah negara selain Indonesia, di antaranya Singapura, Hong Kong, London, dan New York.
Ia menyebut, PGE berhasil menarik minat investor domestik maupun investor multinasional yang berkualitas untuk berpartisipasi dalam IPO PGE.
Beberapa investor domestik dan multinasional yang turut berpartisipasi dalam IPO PGE antara lain adalah Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar, perusahaan clean energy yang berkantor pusat di United Arab Emirates (UAE).
"Penawaran Umum IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya," ujarnya.
Baca juga: Hingga 2027, PGE Siap Inves 1,6 Miliar Dolar AS di Bisnis Panas Bumi
PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW.
Rinciannya, kapasitas sebesar 672 MW dikelola langsung (own operation) dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract).
Baca juga: Dorong Transisi Energi, PGE Tuntaskan Proyek PLTP di Tomohon Sulawesi Utara
Kapasitas PLTP 672 MW yang dikelola langsung oleh PGE berasal dari 6 Wilayah Kerja Panas Bumi, yaitu Kamojang di Jawa Barat 235 MW, Karaha di Jawa Barat 30 MW, Lahendong di Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu di Lampung sebesar 220 MW, Lumut Balai di Sumatera Selatan 55 MW dan Sibayak di Sumatera Utara 12 MW