Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Impor KRL Bekas, Pengamat: Harganya Memang Murah Tapi Biaya Perawatan Mahal

KRL bekas memang harganya murah, namun biaya perawatannya mahal dan banyak suku cadang yang sudah tidak diproduksi di Jepang.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Impor KRL Bekas, Pengamat: Harganya Memang Murah Tapi Biaya Perawatan Mahal
Warta Kota/YULIANTO
KRL Commuterlime melintas di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023). Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengingatkan agar kebijakan mengenai impor kereta rel listrik (KRL) bekas jangan sampai kebablasan. Walaupun murah, tetap harus diakhiri. WARTA KOTA/YULIANTO 

Sebagai informasi, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sedang berencana melakukan impor Kereta Rel Listrik atau KRL lantaran beberapa rangkaian kereta sudah tidak bisa digunakan lagi karena faktor usia.

Surat Permohonan impor KRL bekas sudah dikirimkan kepada Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) tertanggal 13 September 2022.

Kemudian, pada tanggal 28 September 2022, Dirjen Daglu langsung bersurat kepada Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, perihal Permohonan Masukkan dan Tanggapan Atas Rencana Impor Barang Dalam Keadaan Tidak Baru oleh PT KCI tertanggal 28 September 2022.

Baca juga: KCI akan Impor KRL, Pengamat: INKA Baru Siap Sediakan Kereta pada 2025

Melalui surat tersebut, PT KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Type E217 untuk kebutuhan 2023 dan 228 Unit KRL Type E217 untuk tahun kebutuhan 2024 dengan Pos Tarif/HS Code 8603.10.00.

Sayangnya, berdasarkan pertimbangan teknis atas rencana impor, PT KCI belum dapat ditindaklanjuti dengan pertimbangan pada fokus Pemerintah meningkatkan produksi dalam negeri, serta substitusi impor melalui Program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN).

Penyesuaian Tarif KRL

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sedang berencana melakukan impor Kereta Rel Listrik atau KRL lantaran beberapa rangkaian kereta sudah tidak bisa digunakan lagi karena faktor usia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan ada tiga yang perlu diperhatikan KCI dalam melakukan impor.

Berita Rekomendasi

"Keseimbangan antara, satu penggunaan IDN. Kedua, tetap tercipta penyerapan tenaga kerja (apabila kebijakan retrovit) dan ketiga, pelayanan transportasi publik terjaga. Importasi tetap ada dalam opsi, walaupun tidak prioritas, apalagi barang bekas," tutur Agus saat dihubungi, Sabtu (4/3/2023).

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita usai acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 dengan tema Menjaga Resiliensi Ekonomi melalui Transformasi Struktural di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menperin menambahkan, kebijakan yang dilakukan untuk pengajuan import KCI bisa berupa retrovit atau gabungan antara retrovit dan importasi.

Ia menegaskan, perencanaan kebutuhan kereta api harus lebih terstruktur dan sistematis.

"Catatan yang terpenting adalah perencanaan kebutuhan kereta api seharusnya lebih terstruktur dan sistematis, jangka menengah dan jangka panjang, sehingga semua stakeholders siap. Kedepan kasus seperti ini, apalagi impor, tidak boleh terulang lagi," ucap Agus.

Sebagai informasi, KCI sebelumnya sudah melakukan kontrak kerja sama dengan PT INKA, namun kereta yang dipesan baru tersedia pada 2025.

Luhut Beri Sinyal Positif

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, memberikan sinyal positif terkait rencana impor Kereta Rel Listrik (KRL) dari Jepang.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas