Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah Didorong Siapkan Ekosistem untuk Geliatkan Wisata Kesehatan di Tanah Air

Terdapat 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri dan menghabiskan Rp 161 triliun per tahunnya.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Pemerintah Didorong Siapkan Ekosistem untuk Geliatkan Wisata Kesehatan di Tanah Air
HO
Dr. dr Ediansyah, M.A.R.S., M.M [kedua dari kanan] di konferensi pers paparan disertasi doktornya tentang wisata kesehatan di kampus BINUS, Kemanggisan, Jakarta, Sabtu, 11 Maret 2023. 

"Riset saya belum meneliti pada aspek apa yang dilakukan oleh rumah sakit di luar negeri selama ini yang membuat mereka berhasil menyelenggarakan layanan wisata medis. Kita kekurangan dokter spesialis dan subspesialis. Di rumah sakit luar negeri seperti Penang, tarif biaya operasi pasien ditawarkan per paket dan harganya pasti," lanjutnya.

Dalam penyiapan materi disertasinya, DR dr. Ediansyah, M.A.R.S, M.M., yang juga direktur Rumah Sakit An-Nisa di Cibodas, Tangerang ini melakukan penelitian dengan mengumpulkan data secara online melalui kuesioner yang dibagikan kepada direktur rumah sakit kelas A dan B yang terakreditasi, baik nasional maupun internasional.

Menurut dr. Ediansyah, hasil penelitiannya menunjukkan kemampuan berjejaring, orientasi pasar, serta integrasi sumber daya berpengaruh positif terhadap kinerja rumah sakit. Penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan dari tiap faktor kepada satu sama lain, dibantu dengan beberapa faktor lainnya.

Salah satunya adalah bagaimana ekosistem wisata medis dapat memperkuat hubungan antara kinerja rumah sakit dengan kemampuan berjejaring.

Dalam Sidang Promosi DRM ini hadir sebagai Ketua Sidang sekaligus Rektor BINUS University Prof. Harjanto Prabowo, S.E., M.M.; Promotor promovendus Prof. Dr. Mts. Arief, MBA., CPM.,; Kopromotor Prof. Dr. Ir. Mohammad Hamsal, MSE., MQM., MBA., CISCP., CPOD, dan Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro, ST., MM; serta Dewan Penguji Prof. Idris Gautama So, SE., S.Kom., M.M., Ph.D, Dr. Asnan Furinto, S.T., M.M., MBA, dan Dr. dr. Sutoto, M.Kes.

Baca juga: PMI Sumbang Devisa hingga Rp 159,6 Triliun, Stafsus Presiden Dukung Penambahan Anggaran BP2MI

Selain itu, juga dihadirkan narasumber ahli, Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D, Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Staf Khusus Menteri Kesehatan RI.

"Penelitian Dr. dr. Ediansyah dapat memberikan kontribusi dalam keberlanjutan
pembangunan di bidang sosial yang tidak hanya berguna di masa sekarang, tapi hingga puluhan tahun ke depan atau bahkan selamanya,” ujar Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro, S.T., M.M. selaku co-promotor dan Deputy Head of Doctor of Research in Management BINUS Business School.

Berita Rekomendasi

"Kita di DRM Binus siap mencetak doktor doktor baru, membantu mereka melakukan riset seperti yang dilakukan oleh dr Edianto ini. Ekosistem medical tourism ini memang harus diinisiasi dengan konsep kolaborasi, menjalankan bersama sama," ujar Prof. Dr. Ir. Mohammad Hamsal, MSE., MQM., MBA., CISCP., CPOD, Head of Corporate Strategy and Agility, Area of Knowledge Inquiry in Doctor of Research in Management Program BINUS Business School.

Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro, S.T., M.M, Deputy Head of Doctor of Research in Management BINUS Business School menjelaskan, kampusnya membuat konsep program doktoral untuk mahasiswa 3 tahun sudah tuntas. "Kita dorong tema riset dibuat di depan dan berkorelasi dengan disertasi yang akan diangkat. Kita juga dorong pertemuan mahasiswa dengan tim promotornya," ujarnya.

"Kita punya batas maksimal.5 tahun untuk program doktoral. Dalam 3 tahun sudah lakukan penelitian, kalau 3 tahun belum lakukan penelitian, kita anggap yang bersangkutan tidak serius menempuh S3 dan akan kita minta mundur," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas