Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Silicon Valley Bank Bangkrut, Bank Kecil Goyang Ekonomi Amerika, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Sektor yang dibiayai oleh SVB adalah khusus startup dan startup yang telah mengalami penurunan kinerja pada tahun 2022.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Silicon Valley Bank Bangkrut, Bank Kecil Goyang Ekonomi Amerika, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?
The Information
Silicon Valley Bank (SVB) mengalami kebangkrutan hanya dalam waktru 48 jam, seiring krisis modal yang dialaminya akibat melonjaknya suku bunga acuan di Amerika Serikat. 

Di sisi lain, Trioksa menyatakan, regulator perlu meningkatkan pengawasan atas bisnis bank yang dinilai rentan.

Baca juga: Beralih dari Silicon Valley Bank, Penerbit USDC Circle Gandeng Cross River Jadi Mitra Perbankan

Pengamat dan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy menambahkan, kesehatan bank digital semakin baik seiring langkah efisiensi.

Menurut dia, dampak kejatuhan SVB ke bank digital terbatas pada pergerakan saham.

Kegagalan SVB yang tergolong bank teknologi, akan memicu sentimen negatif bagi saham-saham bank digital di Bursa Efek Indonesia.

Untuk mengantisipasi kasus SVB tidak kejadian di Indonesia, Budi menilai bank digital harus mendorong efisiensi, dan perlu melakukan penguatan modal.

Caranya, bisa dengan mengundang investor strategis atau rights issue.

Ekonomi sekaligus Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan, dampak bangkrutnya SVB ke bisnis startup dan perbankan di Indonesia relatif sangat kecil.

Berita Rekomendasi

"Dampak secara langsung ya itu kecil, kenapa? karena tadi relasi antara SVB secara langsung dengan dunia startup dan perbankan di Indonesia sepanjang yang saya tahu itu tidak ada ya atau mungkin sangat kecil," ujarnya dalam diskusi online Indef "SVB Kolaps, Ekonomi Indonesia Perlu Cemas?", Kamis (16/3/2023).

Kemudian, faktor lain yang membuat implikasinya tidak besar terhadap perbankan nasional, yakni rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga.

"Tetapi, yang lainnya adalah juga soal fundamental perbankan ya. Kalau kita bicara soal CAR terus alat liquid yang lain, yaitu memang masih menggambarkan situasi yang sangat konsisten begitu di Indonesia," katanya.

Selain itu, terkadang dalam situasi jatuhnya bank global semacam ini seperti pada 2008, Indonesia terselamatkan oleh model bisnis perbankan yang tidak terlalu rumit.

"Jadi, ya bisa dikatakan masih tradisional kira-kira gitu ya. Tidak sangat terkorelasi dengan dunia internasional secara dalam gitu, itu yang kadang-kadang memutus efek berantainya kira-kira begitu," pungkas Eko.

Sejarah Silicon Valley Bank

Didirikan pada 1983, Silicon Valley Bank merupakan salah satu perbankan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup teknologi terbesar di Amerika.

Tak hanya itu bank yang berpusat di Santa Clara, California ini juga menawarkan layanan perbankan online, pembayaran, deposito, dan layanan pencegahan penipuan serta layanan investasi dan solusi kredit.

Sebelum mengalami kebangkrutan SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas, namanya yang melejit di antara perbankan di AS lainnya membuat perbankan ini membuka lebih dari 29 kantor yang tersebar di Amerika Serikat, India, Inggris, Israel, Kanada, Cina, Jerman, Hong Kong, Irlandia, Denmark, dan Swedia.

Hingga total aset yang dimiliki SVB pada akhir tahun 2022 lalu melesat mencapai 209 miliar dolar AS, seperti yang dikutip dari CNN International.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas