Cadangan Beras Bulog Dalam Bahaya, Pemerintah Berencana Impor, DPR Minta Berhenti Grasah-grusuh
Saat ini penyerapan gabah nasional oleh Bulog masih sedikit atau baru mencapai 30 ribu ton.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Saadiah menyebut jika ada upaya untuk melakukan analisis data untuk menggiring opini bahwa terjadi defisit beras.
“Tujuan penggiringan data defisit ini maksudnya jelas, biar niat pemerintah untuk impor semakin kencang”, sesalnya.
Saadiah meminta pemerintah berdiri bersama petani beras. Tidak membuat perkiraan dan asumsi – asumsi kondisi akhir 2023 yang mendorong impor karena itu melukai para petani.
“Berdirilah bersama petani. Petani kita sedang bekerja berdarah – darah untuk mendukung produksi beras di negara ini. Membuat opini import hanya akan melukai petani kita. Hentikan wacana import tersebut,” tegasnya.
Jokowi Heran
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah terus berupaya menyeimbangkan harga gabah petani dengan harga beras ke konsumen.
Presiden mengaku sulit untuk mencari titik keseimbangan harga tersebut.
“Sekali lagi yang sulit itu menyeimbangkan harga agar gabah di petani baik dan wajar. Harga beras di pedagang baik dan wajar, dan harga beras ke konsumen itu baik dan wajar. Yang sulit di situ,” kata Presiden usai acara pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri Tahun 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, (15/3/2022).
Baca juga: 21,6 Juta Warga Dapat Bansos Beras 10 Kg, Berikut Cara Cek Penerimanya
Menurut Presiden kalau hanya menurunkan harga beras sebenarnya cukup mudah, yakni dengan melakukan impor sebanyak-banyaknya. Bila hal itu dilakukan maka akan merugikan para petani di Indonesia.
“Kalau mau menurunkan harga beras sangat mudah sekali. impor sebanyak-banyaknya menuju ke pasar pasti harga turun. tapi yang kita lakukan sekarang menjaga keseimbangan itu,” katanya.
Kenaikan harga beras sekarang ini menurut Presiden karena suplainya kurang. Ia berharap memasuki panen raya, harga beras akan turun.
“Kan kita lihat masih panen raya. Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun, nah ini kok ndak. Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga,” pungkasnya.