Kinerja GoTo Antara Rugi dan Pendapatan, Sahamnya Rekomendatif?
GoTo membukukan rugi bersih pada akhir 2022 sebesar Rp40,4 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp25,9 triliun.
Editor: Hendra Gunawan
Dalam rilis resminya, manajemen GoTo menjelaskan, produk pinjaman pelanggan dari segmen Financial Technology Services tumbuh hingga 40% pada kuartal IV-2022 secara tahunan atau year on year (YoY).
Sementara pada periode yang sama kualitas pelanggan GoPay terus meningkat, dimana pengeluaran rata-rata pelanggan tumbuh 32%.
“Ke depan consumer lending diharapkan dapat menjadi penggerak utama untuk monetisasi unit bisnis Financial Technology.
GoTo Financial akan terus meningkatkan loan book secara prudent dan mengembangkan GoPay sebagai dompet elektronik yang memberikan kemudahan serta mengurangi hambatan pembayaran untuk transaksi di dalam dan di luar platform,” tulis rilis resmi GoTo, dikutip Kontan.co.id.
Baca juga: Saham GOTO Melonjak 8,25 Persen Ikut Kerek IHSG Akhir Pekan Ini Naik 0,18 Persen ke level 6.641
Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, ”Sepanjang 2022, kami terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi. Dengan posisi kas yang solid, perseroan meyakini bahwa kami akan mencapai arus kas operasional positif, seiring dengan percepatan langkah menuju target profitabilitas di tahun ini.”
Rugi Bersih Rp40,4 Triliun
GoTo membukukan rugi bersih pada akhir 2022 sebesar Rp40,4 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya Rp25,9 triliun.
Sedangkan rugi pada kuartal keempat 2022 sekitar Rp 19,5 triliun, naik dari periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 10,2 triliun.
Hal ini dikarenakan beberapa aspek non kas maupun peristiwa yang hanya dilakukan satu kali, yang tidak mencerminkan kinerja bisnis inti perseroan.
“Sepanjang 2022, kami terus mencatatkan pertumbuhan konsisten di tengah ketidakpastian makroekonomi, seiring dengan pengelolaan beban secara menyeluruh, melalui pelaksanaan efisiensi struktural di seluruh bagian organisasi," ujar Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo dalam keterangan resmi, Senin (20/3/2023).
Adapun, aspek-aspek tersebut mencakup penurunan nilai goodwill (goodwill impairment) sebesar Rp 11 triliun terkait dengan penggabungan Gojek dan Tokopedia, investasi di JD, serta peningkatan beban kompensasi berbasis saham.
"Dikarenakan adanya penyesuaian asumsi masa kerja karyawan, serta beban restrukturisasi," katanya.
Dengan mengesampingkan beban tersebut, Jacky menambahkan, rugi bersih kuartal keempat 2022 adalah sekitar Rp 6,5 triliun.
"Capain ini dengan perbaikan 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan 3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.